SOLOPOS.COM - ilustrasi (kesbangpol.kemendagri.go.id)

Harianjogja.com, SLEMAN-Mahasiswa Indonesia di luar negeri diminta untuk ikut memikirkan persoalan-persoalan besar bangsa. Termasuk, memikirkan pergantian kepemimpinan nasional pada Pemilu 2014 mendatang.

Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof. Edy Suandi Hamid mengatakan, meskipun mahasiswa dan warga Indonesia berada di luar negeri (comfort zone) atas nama nasionalisme mereka tetap harus memikirkan keadaan bangsa. “Jangan sampai sudah nyaman di negeri orang, lupa dengan persoalan yang dihadapi bangsa. Tak usah takut dicap politik praktis kalau bicara kriteria kepemimpinan nasional. Namun memang jangan langsung merujuk pada figur tertentu,” ujar Edy melalui siaran pers yang diterima harianjogja.com, Senin (9/12/2013).

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Hal itu disampaikan Edy, saat berbicara dihadapan anggota Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (Permias) Cabang Hawaii dan Ikatan Warga Indonesia (IWI) Hawaii di University Hawaii at Manoa (UHM). Kedatangan Edy ke UHM juga untuk memperkuat kerja sama kedua lembaga pendidikan tersebut.

“Saat ini, masyarakat seakan dicekoki media untuk memilih pemimpin ‘salon’, yakni figur yang dipoles, penuh pencitraan dan dibangun kehebatannya dengan kata-kata. Itu semua bukan dibuktikan sesuai fakta,” ujar Edy.

Padahal, sambungnya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu menjawab persoalan besar bangsa. Mulai persoalan kemiskinan, pengangguran, ketidakmerataan hingga penegakan hukum. Sebab, lanjutnya, tidak mungkin tokoh seperti itu tak ditemukan dari 240 juta rakyat Indonesia.

“Kita butuh tokoh yang teruji, kuat, berani, jujur, dan sudah terbukti dari rekam jejaknya. Seperti sosok Lee Kuan Yew yang membuat Singapura bisa besar seperti sekarang dan Mahathir Mohamad dari Malaysia,” ujar Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) itu.

Rektor University Hawaii at Manoa (UHM) Prof. Tom Apple mengapresiasi kerja sama tersebut. Menurut dia, kerja sama antara UHM dengan UII sangat aktif dilakukan. Sejumlah program yang berjalan dengan UHM antara lain simposium internasional Asia Pacific Dissaster Risk Reduction, riset bersama, pengiriman mahasiswa UII ke UHM satu semeter dengan transfer kredit, pengiriman dosen dan mahasiswa UII untuk mengikuti pelatihan disaster management and humanitarian assistance.

Untuk kegiatan tersebut hampir semuanya didukung pendanaan dari United States Agency for International Development (USAID) dan UHM. “Kerja sama yang dilakukan ini membuka peluang untuk meningkatkan kerja sama selanjutnya. Pada Juni 2014 nanti, akan diadakan simposium internasional tentang disaster management di UII. Selain itu, dalam waktu dekat dosen-dosen UHM juga akan sabbatical leave untuk mengajar di UII,” kata Tom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya