Jogja
Senin, 2 September 2013 - 11:17 WIB

PEMILU 2014 : Warga Tak Kenal Caleg, jadi Tugas Parpol

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi daftar calon anggota legislatif (caleg). (JIBI/Dok)

Ilustrasi daftar calon anggota legislatif (caleg).

Harianjogja.com, JOGJA– Adanya temuan survei bahwa banyak kalangan warga di DIY yang tidak mengenal calon anggota legislatif (caleg) menjadi pekerjaan bagi partai politik (parpol) di wilayah ini.

Advertisement

Wakil Ketua DPD PAN Kota Jogja, Rifki Listianto mengatakan fenomena banyaknya caleg yang belum banyak dikenal adalah hal yang wajar.

“Mungkin karena kiprah dan partainya kurang, jadi wajar jika mereka tidak banyak dikenal. Ini yang harus jadi pekerjaan bagi partai dan caleg untuk mendekatkan diri dengan masyarakat,” kata Ketua Fraksi PAN DPRD Jogja itu.

Terkait dengan fenomena politik uang, dirinya melihat, warga saat ini sudah cerdas. Meski bakal mengambil uang pemberian namun belum pasti mereka memilih caleg tersebut. “Lagian bodoh jika ada caleg yang bagi duit kepada warga,” tandasnya.

Advertisement

Ketua DPC PDIP Sleman, Rendradi Suprihandoko menyadari ada sejumlah caleg yang belum dikenal warga. Untuk itu, pihaknya, mengimbau semua caleg untuk turun langsung ke masyarakat dan mensosialisasikan program kerjanya.

“Para caleg harus turun sendiri untuk menjelaskan program kerja masing-masing. Kalau hanya menunggu ya tidak akan dikenal calon pemilihnya. Intinya harus turun ke masyarakat,” jelas Rendradi.

Terpisah, salah satu Caleg Nasdem, Juwakir mengakui pihaknya belum dikenal banyak orang. Namun usahanya untuk mensosialisasikan program kerjanya sudah mulai dilakukan.

Advertisement

“Sudah mulai tertata program dan bidikan saya untuk bisa dikenal masyarakat Sleman di dapil saya. Tentunya dengan menggelar beberapa acara untuk mensosialisasikan program kerja saya,” jelas Juwakir.

Menanggapi kondisi itu, Pakar politik dan pemerintahan Universitas Gadjah Mada (UGM) AA GN Ari Dwipayana mengatakan pola rekrutmen caleg di partai tidak memiliki popularitas yang baik di akar rumput.

“Hasil survei itu menunjukkan, sistem kaderisasi partai tidak berjalan baik. Mereka [caleg] hanya direkrut menjelang pemilu saja sehingga melahirkan caleg-caleg yang instan pula,” ungkap Dwipayana.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif