Jogja
Kamis, 17 Agustus 2017 - 05:21 WIB

PEMKAB BANTUL : 7.000 Pedagang Belum Tercover Dana Bergulir, Rentenir "Mengintai"

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang pakaian di Pasar bantul (JIBI/Harian Jogja/Endro Guntoro)

Pemkab Bantul berupa pinjaman bunga rendah belum banyak diakses

Harianjogja.com, BANTUL– Lebih dari 5.000 pedagang pasar tradisional di Bantul belum tercover dana bergulir. Pinjaman berbunga rendah tersebut belum mampu memberantas seluruh rentenir yang beroperasi di pasar tradisional.

Advertisement

Dinas Perdagangan Bantul melansir, dari total 11.000 hingga 12.000 pedagang tradisional di Bantul saat ini, baru sebanyak 5.000 pedagang yang sudah mengakses atau tercover pinjaman dana bergulir yang disalurkan Pemkab Bantul. Artinya sebagian besar pedagang tradisional atau sekitar 7.000 pedagang belum mengakses dana bergulir.

“Ribuan pedagang yang sudah menerima dana bergulir ada di berbagai pasar tradisional. Di Pasar Imogiri, Niten, Bantul dan lainnya,” kata Bendahara Dana Bergulir Dinas Perdagangan Bantul Dwi Lestari, Selasa (15/8/2017).

Menurut dia ada sejumlah faktor penyebab masih banyak pedagang tradisional di Bantul belum mengakses dana bergulir. Pertama karena mereka dinyatakan tidak lolos syarat penerima pinjaman, serta faktor bukan warga Bantul. Pemerintah kata dia menerapkan syarat ketat penerima pinjaman berbunga rendah yang diklaim lebih rendah dari pinjaman bank umum maupun koperasi tersebut.

Advertisement

Penerima pinjaman harus pedagang tetap yang memiliki kios atau lapak alias bukan pedagang berpindah-pindah tempat atau pedagang keliling.
“Syarat itu diberlakukan agar tidak terjadi kredit macet karena pedagangnya menghilang atau pindah tempat,” ujar dia.

Syarat berikutnya, penerima pinjaman merupakan warga Bantul. Disamping itu, ketersediaan dana bergulir juga menjadi penyebab belum seluruh pedagang tercover pinjaman. Saat ini Dwi menyebut, total dana bergulir yang dikelola pemerintah mencapai hingga Rp28 miliar.

Dana tersebut merupakan akumulasi sejak 2008 hingga sekarang. Jumlah tersebut belum termasuk Rp10 miliar dana bergulir yang digelontorkan Pemkab Bantul tahun ini. Jumlah aset dana bergulir terus bertambah dari hasil bunga yang dipungut dari pedagang.

Advertisement

Kepala Dinas Perdagangan Bantul Subiyanta Hadi mengakui, dana bergulir yang belum bisa diakses seluruh pedagang menyebabkan keberadaan rentenir alias bank plecit sulit diberantas. Para pedagang yang tidak tercover dana bergulir akhirnya memilih meminjam uang ke rentenir dengan bunga berkali lipat dibandingkan dana bergulir.

“Kalau mengurangi atau menekan rentenir mungkin iya. Tapi kalau memberantas seluruhnya tidak bisa. Karena pedagang yang tidak tercover dana bergulir mau tidak mau minjamnya ke rentenir,” jelas Subiyanta Hadi.

Subiyanta Hadi menambahkan, tahun ini pemerintah menaikkan nilai pinjaman dana bergulir dari Rp2 juta menjadi maksimal Rp3 juta. Kenaikan nilai pinjaman tersebut setelah pemerintah menambah dana bergulir tahun ini sebanyak Rp10 miliar. “Jadi mulai tahun ini pedagang bisa pinjam uang hingga Rp3 juta,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif