SOLOPOS.COM - Siswa siswi SD Seropan dan SMP Muhammadiyah 2 Dlingo terpaksa belajar di tenda darurat karena sekolah mereka masuk dalam zona merah rawan longsor, Jumat (5/1/2018). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Anggaran tersebut sudah dirinci secara matang

Harianjogja.com, BANTUL-Pemkab Bantul menyiapkan anggaran sebesar Rp2,5 miliar untuk relokasi SD Seropan. Dana sebesar itu untuk membangun gedung baru di tanah kas desa (TKD) Munthuk, Kecamatan Dlingo.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Bupati Bantul Suharsono mengatakan, anggaran tersebut sudah dirinci secara matang oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD). Lahan relokasi yang disiapkan pemdes letaknya tak terlalu jauh dari bangunan SD. Kendati begitu, lahan relokasi ini aman dari potensi tanah longsor karena TKD ini tidak berada di area perbukitan. Hal ini berbeda dengan letak bangunan SD Seropan sebelumnya.

Namun, Suharsono mengakui APBD 2018 belum menganggarkan relokasi bangunan SD Seropan. Untungnya, evaluasi APBD dari Gubernur yang diterima beberapa saat yang lalu mengintruksikan agar Pemkab memprioritaskan anggaran penanganan kebencanaan. “Salah satunya relokasi SD ini karena termasuk dampak bencana banjir dan longsor November lalu,” katanya, Kamis (11/1/2018).

Letak SD Seropan di zona merah rawan bencana dan muncul beberapa titik rekahan di halaman sekolah. Saking parahnya, titik-titik rekahan ini memicu beberapa bangunan sekolah amblas. Bahkan, terdapat rongga besar tepat di bawah ruang perpustakaan sekolah. Oleh sebab itu, sejak Selasa (2/1/2018) sekolah memindah kegiatan belajar mengajar (KBM) ke tenda darurat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya