SOLOPOS.COM - Civitas akademika bersama alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta berorasi untuk menolak terhadap Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) saat aksi damai di depan Rektorat ISI, Sewon, Bantul, DI Yogyakarta, Jumat (17/06/2016). Dalam aksinya mereka mengajak seluruh pemangku kepentingan di ISI Yogyakarta dan pemerintah desa setempat untuk melawan segala bentuk gerakan (individu atau kelompok) yang anti Pancasila serta mendorong penegak hukum untuk mengusut lebih lanjut segala aktivitas HTI yang menentang Pancasila. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Pemkab Bantul menyatakan sikap atas acara Tabligh Akbar HTI

Harianjogja.com, BANTUL — Tabligh Akbar yang rencananya akan digelar Hizbut Tahrir Indonesia, Minggu (9/4/2017) di Masjid Agung Manunggal Bantul dipastikan batal.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Baca Juga : Pemkab Bantul Pastikan Tolak Beri Rekomendasi Izin Acara HTI

Humas DPD HTI DIY Yusuf Mustakim justru membantah bahwa Pemkab Bantul telah melakukan penolakan. Ia menilai, dalam pertemuan yang digelarnya bersama Pemkab Bantul itu, Wabup Bantul hanya mengatakan tak akan memberikan rekomendasi digelarnya Tabligh Akbar di Masjid Manunggal Bantul.

“Jadi, menurut saya, tidak ada penolakan, kok, yang ada, Pak Wabup tidak memberikan rekomendasi izin saja,” katanya, Jumat (8/8/2017)

Itulah sebabnya, pihaknya berharap agar Pemkab Bantul memberikan lokasi alternatif untuk digelarnya acara tersebut. Pasalnya, untuk melakukan konfirmasi pembatalan terhadap lebih dari 5.000 orang peserta, jelas bukan hal mudah.

“Nanti, kalau ada peserta yang tetap datang, kami mohon jangan disalahkan,” ucap Yusuf.

Saat ditanya rencana apa yang akan dilakukannya, Yusuf mengaku belum tahu pasti. Dirinya masih akan melihat perkembangan yang terjadi satu hari ke depan. Ia pun kini tengah melakukan pendekatan kepada sejumlah tokoh Islam untuk mendukung HTI DIY.

“Karena khilafah yang kami usung itu sebenarnya bukan isu baru. Itu sudah ada sejak jaman Rasulullah. Minimnya pengetahuan umat Islam atas khilafah membuat isu yang kami usung itu dianggap berbahaya. Padahal sebenarnya tidak sama sekali,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya