SOLOPOS.COM - Terbatas secara fisik, Purwanto warga Desa Wiladeg, Gunungkidul tetap mandiri. (JIBI/Harian Jogja/David Kurniawan)
Pemkab Gunungkidul menyatakan diri ramah untuk difabel.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul mendeklarasikan diri sebagai kabupaten inklusif. Komitmen tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan menjembatani pemenuhan kebutuhan penyandang disabilitas dengan layanan dasar, dan kesempatan kerja.
Pada Rabu (25/1/2017) Bupati Gunungkidul, Badingah meresmikan Sekretariat Pusat Pemberdayaan Disabilitas Mitra Sejahtera di gedung eks SMA Kartika VII Kecamatan Nglipar milik yayasan Pertahanan Sipil X Gunungkidul.
“Secara pribadi, kemampuan mereka (penyandang disabilitas) untuk menunjukkan eksistensinya, akan membuat mereka semakin giat mengasah dan mengembangkan ketrampilan sebagai bekal mewujudkan cita-cita dan harapan bagi kehidupan masa depan,” kata Badingah, Rabu (25/1/2017).
Dikatakan, penyandang disabilitas merupakan warga masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban serupa dengan anggota masyarakat lainnya. Namun demikian, keberadannya masih belum sepenuhnya diterima dan dipahami secara dewasa oleh sebagian warga masyarakat. Namun sebagian masyarakat masih menilai bahwa kaum difabel memiliki sejumlah kekurangan yang membuat mereka harus diperlakukan secara khusus bahkan dibatasi untuk mengakses banyak hal.
Menurut bupati, keberadaan sekretariat Mitra Sejahtera ini patut ditiru. Berdiri sejak 9 Mei 2012, berawal dari anggota dua puluh lima orang, sekarang sudah berkembang ke lima desa di dua kecamatan.
“Kami sampaikan apresiasi setinggi-tingginya dan menyambut positif keberadaan pusat pemberdayaan disabilitas Mitra Sejahtera. Wadah ini akan menjadi sentra kegiatan positif untuk mengembangkan dan memberdayakan potensi kaum difabel,” terangnya.