SOLOPOS.COM - Alat berat backhoe terlihat di lokasi calon hunian khusus muslim Damai Islamic Living (DIL) pada Kamis (26/10/2017). Alat berat sudah dikerahkan untuk memulai pengerjaan lahan meski izin belum dikantongi pengembang. (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

“Kita ada aturan jelas mengenai pemondokan sifatnya seperti apa, kalau kondotel kan fungsinya seperti hotel”

Harianjogja.com, SLEMAN-Pemkab Sleman akan melakukan klarifikasi mengenai konsep pemanfaatan ruang yang diajukan pengembang PT Damai Indo Properti untuk hunian khusus muslim Damai Islamic Living (DIL). Hal ini menyusul iklan adanya kondotel di properti yang mengajukan izin sebagai pemondokan dan Islamic center ini.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Properti yang sedianya berlokasi di Jl Kalimur km 13, Sardonoharjo, Ngaglik itu bakal dilengkapi dengan masjid, museum, dan restauran. Berdasarkan company profile yang disertakan di akun sosial media DIL, properti ini juga bakal disertai dengan cafe dan gerai syariah. Iklan yang ditampilkan juga menyatakan properti ini sebagai bangunan apartemen syariah dengan empat tower yang akan dirilis pada 2018 mendatang.

Mengacu pada video maketnya yang sudah banyak beredar, properti ini direncanakan sebagai komplek hunian khusus muslim dengan fasilitas komplet dengan konsep City Within City. Selain bangunan masjid, fasilitas, dan tower, adapula bangunan kondotel di salah satu sisi kompleks hunian itu. Berdasarkan pantauan Harian Jogja, peminatnya juga sudah cukup banyak terbukti dari permintaan harga jualnya.

Rencananya, klarifikasi ini baru akan dilakukan pekan depan. Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (DPMPPT) Sleman Triana Wahyuningsih mengatakan, jika ada perbedaan jelas antara pemondokan dengan kondotel sebagaimana yang tertera dalam peraturan daerah (perda) maupun peraturan bupati (perbup). “Kita ada aturan jelas mengenai pemondokan sifatnya seperti apa, kalau kondotel kan fungsinya seperti hotel,” ujar dia ketika dihubungi Harian Jogja, Jumat (27/10/2017).

Rahmawati, marketing DIL sama sekali tak merespon meski sudah dihubungi berulang kali hingga berita ini diturunkan. Perempuan yang sebelumnya sempat bersedia dikonfirmasi ini tak mengangkat teleponnya sama sekali. Namun, dua hari sebelumnya ia sempat menyatakan jika DIL adalah hunian dengan konsep pembangunan rumah susun bergaya apartemen. Hanya saja, tingginya sebatas enam lantai dengan konsep yang berbeda dari properti serupa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya