SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun dalam acara Gladi Lapang dan Pengukuhan Desa Tangguh Bencana (Destana) Desa Pondokrejo di Lapangan Pondokrejo, Tempel, Jumat (24/3/2017). (IST)

Pemkab Sleman memilih Des Pondokrejo diharapkan tangguh menanggulangi bencana

Harianjogja.com, SLEMAN — Masyarakat yang tangguh bencana ialah masyarakat yang mampu mengantisipasi dan meminimalisir kekuatan yang merusak melalui proses adaptasi. Mereka juga mampu mengelola dan menjaga struktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

“Jika terkena dampak bencana, mereka dapat membangun kehidupannya menjadi normal kembali atau paling tidak dengan cepat memulihkan diri secara mandiri,” kata Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun dalam acara Gladi Lapang dan Pengukuhan Desa Tangguh Bencana (Destana) Desa Pondokrejo di Lapangan Pondokrejo, Tempel, Jumat (24/3/2017).

Menurut Muslimatun pembinaan dan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) mutlak diperlukan di wilayah Sleman karena masyarakat merupakan penerima dampak langsung dari bencana. Masyarajat juga sebagai pelaku pertama dan langsung yang akan merespon bencana di sekitarnya. ”Masyarakat perlu dibekali dalam konteks pemberdayaan agar tidak hanya siap menghadapi bencana tapi juga tangguh menanggulanginya,” kata Muslimatun.

Berdasarkan Peraturan Kepala BNPB nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Desa/ Kelurahan Tangguh Bencana, kata Muslimatun, salah satu tujuan pembentukan Desa Tangguh bencana adalah meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam Pengurangan Resiko Bencana, pihak pemerintah daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, LSM, organisasi masyarakat dan kelompok-kelompok lainnya yang peduli. ”Pengukuhan desa tangguh bencana ini sangat strategis bagi kita khususnya masyarakat di daerah rawan bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat,” tambah Muslimatun.

Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Sleman Joko Supriyanto mengatakan, Sleman terus berupaya mendukung pembentukan Desa Tangguh Bencana. Sejak 2014 sudah dikukuhkan 27 desa tangguh bencana dan sepanjang 2017 sudah dikukuhkan tiga desa tangguh bencana. Meliputi Desa Widodomartani dan Desa Bimomartani Kecamatan Ngemplak serta Desa Pondokrejo Kecamatan Tempel. “Saya berharap agar berbagai pemangku kepentingan turut serta menguatkan kapasitas lokal karena penanggulangan bencana harus dilakukan sinergis antara masyarakat, pemerintah dan swasta,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya