Jogja
Sabtu, 7 November 2015 - 02:20 WIB

PEMKAB SLEMAN : Warga Takut Ada Tragedi Crane Kedua

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Pemkab Sleman diminta memperhitungkan pembangunan apartemen dan hotel.

Harianjogja.com, SLEMAN-Pembangunan beberapa gedung bertingkat di Kabupaten Sleman memunculkan rasa takut pada warga. Mereka takut kejatuhan crane yang dioperasikan dalam proyek-proyek tersebut termasuk juga kehilangan air karena sumur-sumur mereka terserap oleh adanya pembangunan itu.

Advertisement

“Jangan sampai ada kejadian Mekah kedua di Sleman. Melindungi rakyat atas rasa aman itu tugas negara yang dalam hal ini adalah tugas Pemkab Sleman,” kata Koordinator Pengurangan Risiko Bencana (PRB) DIY, Frans Tugimin, usai menggelar audiensi bersama Penjabat Bupati Sleman, Gatot Saptadi, dan beberapa pejabat SKPD, Jumat (6/11/2015).

Proyek seperti pembangunan apartemen dan hotel yang tersebar di daerah Jalan Kaliurang dan Jalan Magelang tersebut sudah menimbulkan dampak negatif. Berdasarkan keluhan masyarakat, efek jangka pendek yang telah dirasakan adalah sumber mata air yang turun dan rasa takut warga jika kejatuhan crane.

Bahkan hujan semen yang dirasakan warga di sekitaran proyek juga menambah daftar keluhan mereka. Atas kondisi ini pun PRB menanyakan apakah pembangunannya sesuai proses formal atau tidak, seperti perizinannya di dinas terkait.

Advertisement

Menurutnya, Pemkab Sleman harus bisa memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi masyarakat. Terutama melalui keterbukaan perizinan. “Karena pengawasan itu harus dimulai sejak awal dan sebelum pembangunan,” tuturnya. Ia mengklaim masyarakat belum bisa mengaksesnya sementara keterbukaan informasi penting untuk ikut mengawasi pembangunan yang sedang berlangsung.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif