SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (berjas) dan Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti seusai penandatanganan kesepakatan kerja sama Solo-Jogja di Balai Kota Solo, Rabu (10/11/2021) siang. (Solopos/Mariyana Ricky P.D.)

Solopos.com, JOGJA — Pemerintah Kota Jogja sedang mencari alat test PCR yang menggunakan air liur sehingga tidak perlu colok hidung. Alat tes usap PCR yang digunakan selama ini dianggap tak ramah anak dan warga lanjut usia.

Padahal, tes ucap PCR merupakan bagian dari upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19, yakni 3T (tracing, testing, dan treatment).

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

“Kami lagi cari alat swab atau PCR yang ramah kepada anak dan lansia yang menggunakan air liur dan tidak perlu dicolok lagi. Kalau anak dicolok kan pengalaman yang tidak bagus bagi mereka dan nantinya mereka juga jadi takut kalau dilakukan tes,” ujar Wali Kota Jogja, Haryadi Suyuti, Kamis (18/11/2021).

Haryadi mengatakan penerapan layanan ini nantinya menyasar para pelajar sekolah dan para lansia. Pihaknya tengah mengupayakan agar ketersediaan alat tes rampung dan bisa digunakan dalam waktu dekat.

Baca Juga: Libur Nataru Ditetapkan PPKM Level 3, Wisata DIY Tetap Buka

Upaya ini juga sebagai salah satu cara dalam mengendalikan pandemi Covid-19 di Kota Pelajar tersebut. Munculnya klaster sekolah di sejumlah tempat di DIY belakang ini membuat Pemkot Jogja khawatir akan menyebar ke sekolah lain di tempatnya.

“Ini sedang kita kembangkan dan cari barangnya, mudah-mudahan sudah dapat izin dari otoritas kesehatan supaya bisa operasi ini yang metode air liur,” kata Haryadi.

Di beberapa daerah, layanan tes usap dengan metode kumur ini telah digunakan. Layanan ini disebut dengan PCR Saliva Based Testing yang menggunakan alternatif tes PCR berbasis air liur. Tingkat akurasinya pun disebut tak berbeda jauh dengan layanan tes usap dengan metode pengambilan sampel dari hidung dan tenggorokan. Namun sedikit berbeda, sebelum melakukan pemeriksaan PCR berbasis saliva, target diwajibkan untuk berpuasa makan dan minum selama satu jam.

Baca Juga: Mayat Perempuan Ditemukan di Jalan Kaliurang, Diduga Korban Pembunuhan

“Kebutuhannya tentu seluruh pelajar. Baik yang penduduk Jogja maupun yang non-Jogja atau aktivitas di Jogja. Termasuk juga pelajar tadi,” jelas Haryadi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Jogja, Emma Rahmi Aryani, mengatakan penggunaan alat ini akan sangat berguna dalam meningkatkan angka testing khususnya bagi anak dan lansia. Melandainya kasus Covid-19 di wilayah setempat sejak beberapa bulan terakhir disebut Emma mesti pula diiringi dengan peningkatan testing agar penanganan pandemi Covid-19 kian optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya