Jogja
Selasa, 1 Februari 2022 - 11:30 WIB

Pemkot Jogja Kaji Ulang PTM 100 Persen, Ini Alasannya

Sirojul Khafid  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi PTM di masa pandemi. (Freepik)

Solopos.com, JOGJA-Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja mengkaji ulang penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) berkapasitas 100 persen. Hal ini menyusul mulai meningkatnya kasus Covid-19 baik di Jogja, maupun daerah lain di DIY. Per Senin (31/1/2022) ada sekitar 71 kasus Covid-19 aktif di Kota Jogja.

Menurut Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi, saat ini Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) sedang mendata kembali kasus di sekolah untuk menentukan evaluasi PTM 100 persen. Meski ada beberapa kasus muncul, namun dia mengatakan jumlahnya tidak sebanyak temuan pada Desember lalu.

Advertisement

“Tetapi melihat dalam konteks peningkatan kasus Covid-19 memang harus evaluasi sekarang. Sekarang kami sedang susun aturan pelaksanaan PTM dan juga termasuk pertemuan-pertemuan yang melibatkan warga di kampung serta mekanismenya,” kata Heroe, Senin (31/1/2022).

Baca Juga: Waspada Lur! Pemkot Jogja Telah Umumkan Kasus Pertama Omicron

Aturan itu nantinya menjadi pedoman baru untuk menghadapi peningkatan kasus Covid-19 di Jogja sehingga tidak hanya PTM saja yang polanya dimungkinkan berubah, namun juga kegiatan lain. Apabila perlu strategi berbeda dalam penanganan Covid-19, maka hal itu akan dilakukan.

Advertisement

Sejauh ini peserta didik kelas V-VI sekolah dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama sudah menjalani PTM 100 persen selama sepekan. Menurut Kepala Disdikpora Kota Jogja, Budi Santosa Asrori, belum ada evaluasi yang signifikan untuk dilakukan dan mendesak dalam pelaksanaan PTM kali ini.

Namun Disdikpora Kota Jogja tetap mewaspadai penularan Covid-19 yang berasal dari lingkungan luar sekolah. Penularan ini berpotensi menyebar ke internal sekolah. Budi berharap guru dan orang tua peserta didik lebih ketat dalam pengawasan.

Baca Juga:  Pelesiran ke Jogja, Warga DKI Jakarta Positif Omicron

Advertisement

“Sekarang evaluasi kami lebih banyak pada faktor eksternal, di mana perkembangan kasus Covid-19 sekarang mulai kembali naik meski belum signifikan, baik DIY maupun nasional. Itu yang jadi perhatian kami,” kata Budi.

Dari beberapa kasus yang muncul di sekolah, seluruhnya orang tanpa gejala (OTG). Ada kemungkinan penularan berasal dari dari luar Kota Jogja. Dalam skrining kontak erat, tidak ditemukan adanya penyebaran atau hasilnya negatif baik sesama peserta didik maupun keluarganya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif