Pemkot Jogja terkendala lahan untuk pengembangan gerai UKM.
Harianjogja.com, JOGJA-Target Walikota Jogja membangun gerai usaha kecil menengah (UKM) di masing-masing kelurahan sulit terwujud. Pasalnya, pembangunan gerai UKM yang dikebut dalam kurun waktu lima tahun atau hingga akhir 2016 terkendala keterbatasan lahan.
Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler
Ketua PKK Jogja Tri Kirana Muslidatun menyebutkan, sampai saat ini baru 22 dari 45 kelurahan di Jogja yang memiliki gerai UKM.
“Walikota memang menargetkan setiap kelurahan memiliki gerai UKM, namun pembebasan lahan tidak mudah karena keterbatasan lahan jadi sampai saat ini belum 50 persen dari total kelurahan yang memiliki gerai UKM,” ujarnya seusai meresmikan gerai UKM Mayang Mekar Kelurahan Mujamuju Keçamatan Umbulharjo, Jumat (12/6/2015).
Diakuinya, persoalan itu menghambat pembangunan gerai UKM di kelurahan dan Pemkot tidak dapat tergesa-gesa menyelesaikan.
Menurut Ana, gerai UKM di kelurahan bermanfaat untuk memberdayakam ekonomi masyarakat setempat, sekaligus mengangkat potensi lokal.
Ketua Gerai UKM Mayang Mekar Wiwiek Hidayati mengungkapkan keberadaan gerai UKM di wilayahnya merupakan perjuangan selama tujuh tahun. Ia menceritakan, semula usaha yang dirintis berupa pengolahan bahan makanan berbasis pangan lokal, yaitu singkong.
“Setelah melewati berbagai pelatihan kami dapat membuat aneka kreasi makanan dari singkong maupun ubi,” ujarnya.
Gerai UKM Mayang Mekar, jelas dia, menyediakan produk makanan maupun kerajinan dari 60 UKM yang tersebar di 12 RW Mujamuju, seperti jumputan, makanan non beras, kerajinan rajut, dan sebagainya.
Untuk pemasarannya dilakukan secara bergiliran.
“Dalam satu hari ada tiga RW yang menjual produknya di gerai UKM,” sebut Wiwiek.
Ia tidak menampik, berpegang pada komitmen untuk selalu berproduksi menjadi tantangan yang dihadapi pelaku UKM.