SOLOPOS.COM - Bima Patma Yudanto. (Foto istimewa/dokumen pribadi)

Kaum muda di Indonesia mulai banyak yang sadar untuk berkarya di bidang pertanian

 
Harianjogja.com, KULONPROGO-Kaum muda di Indonesia mulai banyak yang sadar untuk berkarya di bidang pertanian. Bukan hanya lahan pertanian konvensional, melainkan juga lewat teknik Hidroponik.

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Salah satu anak muda Kulonprogo, bernama Bima Patma Yudanto, merupakan satu dari sekian banyak anak muda yang mulai tertarik untuk mengembangkan teknik bertanam tanpa tanah itu, sejak empat tahun lalu. Saat itu, belum banyak orang yang tahu bahwa hidroponik adalah salah satu solusi bertani di lahan sempit.

Di masa awal ia jatuh hati dengan hidroponik, Bima menghadapi sejumlah tantangan. Misalnya peralatan, kesulitan mencari nutrisi atau pupuk bagi tanaman. Bima sendiri memulai kecintaannya dengan hidroponik lewat menanam hidroponik di atas pagar rumah, menggunakan talang air yang ditutup styrofoam.

Saat itu ia menanam bayam, sawi kangkung. Namun ia tetap maju karena ia seakan mendapat kebahagiaan tersendiri dari bertani secara hidroponik.

“Bisa makan sayuran yang kita tanam sendiri itu ‘sesuatu banget’, mengamati setiap prosesnya, kemudian menjawab banyak pertanyaan orang tentang hal itu. Jadi kita bisa berbagi ilmu hidroponik ke banyak orang,” kata dia, Jumat (12/1).

Lelaki kelahiran 2 Agustus 1987 ini menuturkan, bercocok tanam dengan sistem hidroponik mengharuskan seseorang untuk bisa telaten. Mulai dari menyemai. Kemudian, saat tanaman sudah mulai tumbuh di instalasi hidroponik, ia harus mampu menjaga beberapa parameter yang berkaitan dengan kualitas air, nutrisi. Petani hidroponik juga harus membersihkan instalasi hidroponik setelah memanennya, agar siap menanam kembali.

“Awalnya saya menanam hidroponik hanya bersama keluarga, namun selanjutnya mengenalkan teknik itu kepada masyarakat dengan berpartisipasi dalam Manunggal Fair 2015,” lanjutnya.

Setelah itu, ia kerap diundang menjadi pembicara seputar hidroponik di kelompok wanita tani dan di sekolah-sekolah. Dari sana, banyak yang kemudian tertarik mencoba teknik hidroponik dan membentuk komunitas Hidroponikers Kulonprogo, yang selanjutnya membentuk grup WhatsApp.

Di sana, mereka berkumpul, sharing dan berdiskusi banyak hal. Yang ia tekankan kepada teman seperjuangan hidroponik adalah slogan “Tanam sendiri makananmu”. Dengan demikian, akan terwujud swasembada pangan serta meningkatkan ketahanan pangan di tiap rumah.

Dalam pandangan lelaki yang juga menjadi konsultan desain interior kafe ini, hidroponik adalah sebuah teknologi yang menjadi jawaban ketahanan pangan bangsa di masa depan.

Oleh karena itu untuk ia berharap tidak ada lagi anak muda Kulonprogo yang enggan bertani dengan alasan takut kotor karena tanah, malas mencangkul, dan malas dengan bau pupuk kandang yang menyengat. Semua bisa berhidroponik dimana pun dan kapan pun, sehingga ketahanan pangan di Kulonprogo dapat terjamin dengan baik.

“Petani itu hebat. Hendaknya teman-teman kaum muda bangga menjadi petani, bangga menjadi penjaga ketahanan pangan negara,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya