SOLOPOS.COM - Sejumlah anggota eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) menurunkan barang bawaan seusai turun dari Bus di pendopo kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat (29/1/2016). (JIBI/Antara Foto/Yusuf Nugroho)

Pemulangan anggota gafatar tetap dilakukan secara manusiawi.

Harianjogja.com, SLEMAN– Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Sleman siap menfasilitasi pendidikan anak-anak warga eks Gafatar.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala Disdikpora Sleman Arif Haryono mengatakan, sejauh ini pihaknya belum  mendapatkan data resmi berapa jumlah warga eks Gafatar yang berusia sekolah. Meski begitu, katanya, Disdikpora juga ikut melakukan pendampingan kepada anak-anak. Dijelaskan Arif, pendampingan akan dilakukan baik saat masih di tempat pengungsian maupun ketika sudah kembali ke masyarakat.

“Anak-anak yang berusia sekolah harus tetap mendapatkan hak pendidikannya. Kalau datanya sudah fiks, kami akan berkoordinasi dengan sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya,” kata Arif, Jumat (29/1/2016).

Selain itu, Disdikpora juga menyiapkan antisipasi jika muncul penolakan dari orangtua. Menurutnya, tidak semua anak paham tentang ajaran Gafatar. Mengingat rata-rata hanya sekedar mengikuti orangtua saja.
“Anak-anak biasanya hanya ikut orangtuanya, mereka tidak paham apa itu Gafatar. Berbeda jika usia dewasa atau setidaknya jenjang SMA. Mereka tentu akan mendapatkan pendampingan khusus,” jelas Arif.

Selain Disdikpora, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sleman juga menerjunkan ratusan penyuluh agama. Total penyuluh yang diterjunkan 368 orang. Para penyuluh tersebut nantinya akan melakukan pendampingan mental maupun keagamaan.

“Kami akan melakukan pendekatan secara persuasif. Ini penting lantaran berhubungan dengan ideologi. Kalau mentalnya stabil, kami akan memberikan pengarahan terhadap ideologi agar tidak ada lagi kesalahpahaman,” kata Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Sleman, Luthfi Hamid.

Luthfi menjelaskan, aspek yang menjadi fokus pendampingan adalah keyakinan beragama dan hubungan antar agama-negara. Terkait dengan pelurusan ideologi, ia menyampaikan hal tersebut akan dibungkus dengan pendampingan mental.

“Pendampingan itu tidak dipaksa. Perlahan akan kami lakukan agar ideologinya tidak menyimpang,” ujarnya.

Selain di lokasi penampungan sementara, pendampingan juga akan dilakukan setelah warga eks-Gafatar kembali berbaur dengan masyarakat. Hal tersebut dilakukan agar tidak ada stigma negatif yang muncul di sekitarnya. Kemenag juga akan memberikan support agar mereka dapat hidup berdampingan dengan masyarakat.

“Dengan proses ini kami berharap tidak ada warga yang melakukan pengucilan atau mengucilkan diri,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya