Jogja
Senin, 6 Maret 2017 - 16:55 WIB

PENAMBANGAN GUNUNGKIDUL : Harus Ada Data Lokasi Tambang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah alat berat menarik truk yang terjebak material longsoran yang terjadi di Dusun Jentir, Sambirejo, Ngawen. Sabtu (4/3/2017). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Penambangan Gunungkidul perlu data untuk pendataan potensi bencana

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Pasca-ambrolnya bukit Gunung Butak di Dusun Jentir, Sambirejo, Ngawen, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul diminta melakukan identifikasi terhadap potensi bahaya di lokasi penambangan yang lain.

Advertisement

Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Studi Kebencanaan UPN Yogyakarta Eko Teguh Paripurna saat meninjau lokasi longsor pada Sabtu (4/3/2017).

Menurut dia, proses pendataan itu dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya kejadian serupa kelak di kemudian hari. Harapannya dengan identifikasi itu, potensi risiko terjadinya musibah dapat dihindari.

“Identifikasi harus dilakukan karena keberadaan lokasi penambangan tidak hanya di Ngawen, tapi ada di lokasi lain. Oleh karenanya, pendataan dibutuhkan agar kejadian yang sama tidak terulang lagi,” kata Eko.

Advertisement

Terkait dengan aktivitas penambangan, ia tidak mau ikut campur mengenai masalah perizinan karena hal tersebut sudah menjadi kewenangan pemerintah.

Namun secara teori, aktivitas tersebut dapat dilakukan. Hanya saja, prosesnya harus dilakukan dengan jalan melihat struktur bebatuan yang ada, juga dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian.

Eko menyontohkan, ambrolnya bukit di Gunung Butak terjadi karena ketidaktahuan penambang. Penggunaan alat berat di satu sisi mempercepat proses pengerjaan, namun di sisi lainnya getaran yang ditimbulkan berdampak terhadap struktur bebatuan menjadi tidak stabil sehingga sangat rawan ambrol.

Advertisement

“Beban dari bebatuan sudah berat. Jadi kalau ditambah dengan getaran dari alat berat maka akan mempercepat proses runtuhnya bebatuan,” ujarnya.

Menurut dia, kondisi seperti itu yang harus diwaspadai sehingga pelaksanaannya harus dilakukan seaman mungkin. Agar lebih aman, sambung Eko, aktivitas penambangan harus dilakukan dengan kajian yang mendalam. Namun ada cara yang lebih mudah dan aman, yakni pelaksanaannya dilakukan secara manual.

“Memang potensi ambrol itu tetap ada, tapi jika dilakukan secara manual maka risikonya dapat dikurangi ketimbang penggunaan alat berat,” paparnya.

Bupati Gunungkidul Badingah berpendapat, musibah ambrolnya bukit di Sambirejo Ngawen jadi pelajaran bersama. Tujuannya agar peristiwa yang sama tidak terulang kembali. “Untuk itu saya minta agar lebih berhati-hati dan waspada karena potensi longsor di Gunungkidul terhitung tinggi,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif