SOLOPOS.COM - Aktivitas penambangan di bukit Wonolelo beberapa waktu lalu (JIBI/Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

Aktivitas penambangan di bukit Wonolelo beberapa waktu lalu (JIBI/Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

BANTUL—Penjelasan dari sejumlah petinggi Pemkab Bantul bahwa penambangan tanah uruk di bukit Wonolelo, Pleret sudah sesuai prosedur rupanya belum memuaskan sebagian warga Paguyuban Etan Kali Opak, Pleret.

Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada

“Tokoh masyarakat cenderung setuju dengan penambangan. Tetapi, warga arus bawah tetap menolak dan menunggu beberapa hari untuk bersikap,” kata seorang warga Desa Segoroyoso, Pleret, Irwan Suryono kepada Harian Jogja, Sabtu (28/4).

Hal senada diutarakan Suripto, warga Desa Bawuran, Pleret. Meski sudah mendapat penjelasan panjang lebar dari Bupati dan pejabat lain yang terkait, ia tetap teguh pada dua tuntutan yaitu, pencabutan izin penambangan dan perbaikan jalan Desa Wonolelo yang menghubungkan Kecamatan Pleret dan Dlingo.

“Sementara, kami akan melihat situasi dan kondisi perkembangan aktivitas penambangan dulu,” ujar Suripto.

Rabu (25/4) lalu, rencana warga Paguyuban Etan Kali Opak untuk menggelar sidang rakyat menggugat Bupati dan DPRD Bantul kandas. Sebagai gantinya, 10 perwakilan warga dipersilakan menyampaikan aspirasi langsung kepada Bupati Ida Surya Widati di rumah dinasnya.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya