SOLOPOS.COM - Talut yang longsor ditutupi terpal bantuan asal BPBD Bantul, Senin (15/1/2018). (Salsabila Annisa Azmi/JIBI/Harian Jogja)

Perbaikan talut ambrol Sungai Oya di Dusun Wunut, Desa Sriharjo, Imogiri masih menunggu ketinggian air berkurang

 
Harianjogja.com, BANTUL – Perbaikan talut ambrol Sungai Oya di Dusun Wunut, Desa Sriharjo, Imogiri masih menunggu ketinggian air berkurang. Setelah talut dibenahi, akan dilakukan normalisasi sungai.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Baca juga : Talut Kali Oya Ambrol, 5 KK di Wunut Mengungsi

Sekertaris Daerah Riyantono mengatakan ketinggian air masih cukup dalam. Oleh karena itu dilakukan penanganan sementara dengan bantuan 2000-5000 karung berisi pasir dan kerikil. Nantinya karung tersebut akan digunakan untuk menopang talut yang ambrol. Riyantono mengatakan sejauh ini respon warga sangat baik.

Riyantono mengatakan saat ini penggunaan ekskavator untuk memperbaiki talut masih belum memungkinkan. “Patokannya kalau air sudah bening, berarti sudah surut, nanti kalau sudah surut baru kami akan sewa [ekskavator],” ujar Riyantono, Selasa (16/1/2018).

Terkait relokasi rumah warga terdampak, Riyantono mengatakan saat ini warga masih mengungsi di rumah sanak keluarga. Sebelumnya, Kepala Dusun Wunut, Sugianto, mengatakan BPBD Bantul akan memberi bantuan berupa rumah shelter. Terkait hal tersebut, Riyantono mengatakan rumah shelter bisa diadakan namun merupakan alternatif terakhir.

Warga Dusun Wunut juga mengharapkan kajian relokasi dan kajian lingkungan rawan longsor. Riyantono mengatakan hal tersebut sudah dilakukan secara menyeluruh. “Sudah sekalian waktu badai cempaka,” kata dia.

Sebelumnya, pada hari Kamis (11/1/2018) Dusun Wunut diguyur hujan deras sampai hari Jumat pada pukul 22.00 WIB. Permukaan air Sungai Oya pun naik hingga 5 meter dan menggerus talud sungai di pinggiran Dusun Wunut.

Jalan yang menghuhungkan Dusun Wunut dan Dusun Kedungmiri tersebut ambrol sebagian. Hanya pejalan kaki yang dapat melewatinya. Setiap harinya warga yang ingin berkebun harus mencari jalan lebih jauh kira-kira 10 kilometer.

Kepala Dusun Wunut, Sugianto, mengatakan hingga Selasa, abrasi talut sungai mencapai sepanjang 30 meter, lebar 2,5 meter dan tinggi 4 meter. Sebanyak 5 KK pun diungsikan atas inisiatif warga setempat.

“Warga masih trauma karena badai cempaka, makanya ngungsi. Kami juga khawatir Wonosari besok hujan terus dan bisa berdampak pada ketinggian air di sungai,” ujar Sugianto.

Dia mengatakan surutnya air di Sungai Oya dapat memakan waktu sampai 2 hari. Harapannya setelah 2 minggu, tinggi permukaan air bisa surut agar perbaikan talut dapat segera dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya