Jogja
Jumat, 10 Maret 2017 - 08:55 WIB

PENATAAN JOGJA : Tata Kota Jogja Beda dengan 4 Kabupaten Lain, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bangku taman di Pedestrian Malioboro depan Gedung DPRD DIY menarik wisatawan untuk berswa foto di momen libur panjang Maulud Nabi, Senin (12/12/2016). (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Penataan Jogja diapresiasi Dubes Jerman

Harianjogja.com, JOGJA – Duta Besar Jerman untuk Indonesia Michael Freiherr von Ungern-Sternberg menemui Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Kamis (9/3/2017). Michael memuji tata kota di Kota Jogja dan menyamakannya sepadan dengan Berlin yang juga ibukota Republik Federal Jerman.

Advertisement

Baca Juga : PENATAAN JOGJA : Dubes Jerman Sebut Jogja Sepadan Berlin

Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyatakan, DIY juga harus belajar tata kota dengan Jerman. Jika Kota Jogja memang sebelumnya ditata oleh Belanda sehingga hasilnya sedemikian rupa. Akantetapi di luar Kota Jogja atau kabupaten lainnya di DIY juga perlu tata kota tersendiri, karena secara perlahan sudah tumbuh. Terutama saat ini juga sering terjadi kemacetan terutama libur akhir pekan.

“Kami juga ingin belajar, karena Jogja ini tata kotanya kota dulu yang dibikin Belanda itu kan hanya dalam kota ini. Kalau luar kota tumbuh kan juga perlu tata kota sendiri. Saya kira masalahnya infrastruktur. Dia [Dubes] juga tidak tahu kalau weekend [di Jogja] juga sudah lumayan krodit ya kan, itu harus dipecahkan,” tegasnya, Kamis (9/3/2017)

Advertisement

Salahsatu solusi untuk memecahkan, kata Sultan adalah dengan menambah infrastruktur. Seperti yang dilakukan Pemda DIY untuk membuat jalur baru antara Jogja menuju Wonosari dengan melewati Prambanan ke Patuk dengan akan dibangunnya jembatan Lemah Abang. Karena itu, Sultan merasa perlu adanya perbandingan dengan kota lain yang lebih berpengalaman, tak terkecuali kota di Jerman yang bisa dijadikan sebagai referensi.

“Kita mencoba memecahkannya tidak dengan problem sosial, di kota kendaraan ya tidak lewat masuk kota lagi, seperti kita bangun jalur jembatan di Prambanan dan Patuk. Ini semua hnya pemikiran kita butuh perbandingan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif