SOLOPOS.COM - Sisa jalan setapak di bantaran Kali Code sebagian telah berubah menjadi bagian dari rumah. (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

Penataan Kali Code di Jogja rumit

Harianjogja.com, JOGJA- Pelaksana Tugas (Plt) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Gatot Saptadi mengatakan pihaknya sudah menerima mandat Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk memundurkan kawasan pemukiman. Konsep penataan yang diminta Sultan adalah dengan memundurkan pemukiman sampai di luar area sempadan.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Dengan memundurkan pemukiman, rumah yang ada di bantaran akan lebih terhindar dari terjangan aliran air saat kali meluap.

“Kalau terlalu dekat rumah-rumah itu bisa keterjang air seperti Sabtu kemarin,” ungkap dia, Senin (14/3/2016)

Namun proses pemunduran itu diakui Gatot sama rumitnya dengab relokasi. Pasalnya harus ada lahan yang dikorbankan untuk memundurkan lokasi pemukiman yang terlalu mepet dengan tanggul sungai.

Proses penataan pun menurut Gatot akan banyak melibatkan sektor sosial. Warga sudah terbiasa hidup dan tinggal memijak tanah sehingga tak mudah merelokasinya ke rumah susun. Selain itu tinggal di bantaran sungai juga dinilai strategis karena dekat kota dan dekat dengan fasilitas umum.

Solusi lain untuk pemukiman di bantaran Code menurut Gatot adalah dengan membuat rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Namun solusi ini juga bermasalah karena diperlukan rusunawa dalam jumlah banyak untuk bisa memindahkan warga yang bermukim di bantaran singai.

“Kalau setiap rusunawa bisa dimuat 80 orang, tinggal kalikan dengan jumlah penduduk di sepanjang Code untuk jumlah unitnya,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya