SOLOPOS.COM - Pagar di tepi Jalan Malioboro menutup akses pejalan kaki di depan Gedung Agung membuat pengunjung harus bergantian saat ingin melintas. Foto diambil Sabtu (16/1/2016). (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

Penataan Kawasan Malioboro dengan memasang pagar portabel berwarna merah ternyata tidak ada dalam desain

Harianjogja.com, JOGJA-Pagar warna orange yang membentang di sepanjang Jalan Malioboro sampai Titik Nol Kilometer Jogja menuai banyak kritikan dari masyarakat. Pagar yang dipasang sepanjang 1.250 meter itu merupakan inisiatif dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kepala UPT Malioboro, Syarif Teguh Prabowo menyadari banyak kritikan dari masyarakat, namun ia mengklaim ada juga pihak yang mendukung karena dengan adanya pagar, masyarakat mulai terbiasa menyebrang di tempat penyebrangan, sisi barat Malioboro tidak lagi digunakan untuk parkir becak, bentor, dan pedagang kaki lima (PKL) tidak lagi meluber sampai jalan.

Bahkan diakuinya, pagar portabel yang dipasang di depan Istana Gedung Agung diapresiasi oleh pengelola Gedung Agung, karena selama ini PKL kerap berjualan di sisi pagar istana tersebut.

Ia menyatakan tidak mungkin megerahkan semua petugas jogoboro atau petugas keamanan dan ketertiban kawasan Malioboro, yang jumlahnya terbatas untuk mengawasi PKL, parkir becak motor, parkir sepeda motor dan mengarahkan pejalan kaki untuk menyebrang di tempat yang telah disediakan setiap menit.

Selain itu pagar portabel juga merupakan awal dari proses relokasi parkir Malioboro menuju taman parkir Abu Bakar Ali (ABA). “Maka perlu ada rekayasa fisik untuk membiasakan diri tertib. Dengan terbiasa tertib maka penataan selanjutnya juga akan mudah,” kata Teguh.

Teguh juga meminta masyarakat tidak membandingkan pagar postabel dengan kondisi Malioboro sebelum ada penataan yang penuh dengan penghijauan. Jika ingin membandingkan, kata dia, bisa melihat DED penataan Malioboro yang sudah pernah dipamerkan di Museum Benteng Vredeburg, beberapa waktu lalu.

DED Malioboro yang dimaksud Teguh merupakan hasil sayembara penataan Malioboro masa mendatang. DED tersebut sudah mulai dijalankan oleh Pemda DIY, salah satunya adalah revitalisasi Titik Nol Kilometer Jogja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya