SOLOPOS.COM - Pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Alun-alun Wates, Kulonprogo, tetap berjualan meski dikelilingi material bangunan proyek penataan seputar alun-alun dan rumah dinas bupati, Jumat (7/8/2015).(JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Penataan Kulonprogo untuk Alun-alun Wates berimbas pada tergusurnya PKL.

Harianjogja.com, KULONPROGO—Para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Alun-alun Wates tergusur proyek peningkatan kapasitas alun-alun sebagai ruang publik.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Kalangan pedagang itu mesti menggeser gerobak dan tetap berjualan di dekat tumpukan material bangunan. Para pedagang cuma bisa pasrah dan merasa tidak terganggu dengan adanya proyek di Alun-alun Wates.

Salah satu PKL di sisi timur Alun-alun Wates, Nunik, mengaku pelanggannya belum ada yang mengeluh mesti tempat dirinya berjualan makanan ramai aktivitas pekerja proyek. “Kalau Minggu juga tetap ramai. Saya tetap jualan meski di sekeliling ada gundukan pasir dan batu,” ungkap penjual lontong sayur itu kepada Harianjogja.com, Jumat (7/8/2015).

Nunik mengaku memang perlu sedikit menggeser gerobak dan tikar yang biasanya dipakai pelanggannya untuk tempat makan. Namun, beberapa teman lain ada yang harus geser cukup jauh karena tempat berjualan mereka jadi lokasi peletakan sementara tumpukan material bangunan. “Tidak apa-apa toh nanti kalau sudah jadi, alun-alun bakal tambah bagus karena dilengkapi tempat duduk,” ujar perempuan berusia 40 tahun itu.

Koordinator Paguyuban PKL Golek Menir, Supangat, mengungkapkan para pedagang di sisi timur Alun-alun Wates tidak akan protes selama masih diizinkan berjualan. Warga juga diminta maklum jika ada beberapa PKL yang meletakkan gerobak dagangannya di badan jalan.

“Seharusnya tidak boleh tapi PKL sudah bilang ke Satpol PP biar sementara diperbolehkan seperti ini,” ucapnya.

Manfaat hasil proyek yang sedang berlangsung itu nantinya juga akan dirasakan kalangan PKL. Beberapa fasilitas baru bahkan dinilai mendukung perkembangan usaha PKL. Pernyataan serupa juga disampaikan kalangan konsumen. Salah satunya Maya, warga Dusun Beji, Kelurahan Wates.

“Kalau makan di tempat memang kurang nyaman tapi saya biasanya cuma beli terus dibawa pulang. Harapannya ini [proyek] bisa cepat selesai saja,” tuturnya.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kulonprogo Zahram Asurawan memaparkan proyek penataan seputar alun-alun dan rumah dinas bupati yang anggarannya mencapai Rp989 juta tersebut ditarget selesai pada November mendatang. Sebuah air mancur dan tempat bermain air anak akan dibuat di sisi selatan. Selain itu, akan dibuat bangku-bangku memanjang di sisi timur yang sekaligus bisa digunakan sebagai pembatas kapling bagi PKL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya