SOLOPOS.COM - Ilustrasi perawatan benda cagar budaya (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Penataan Kulonprogo berupa rekonstruksi bangunan cagar budaya dilanjutkan.

Harianjogja.com, KULONPROGO – Rekonstruksi bangunan cagar budaya di wilayah Kulonprogo kembali dilanjutkan. Tahun ini dana keistimewaan yang dialokasikan untuk proyek tersebut berkisar antara Rp4 miliar hingga Rp5 miliar.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Kulonprogo Joko
Mursito mengungkapkan, ada beberapa bangunan yang mulai direkonstruksi.

“Tahun lalu yang belum selesai adalah rekonstruksi Jembatan Duwet di Banjaroya, Kalibawang, penataan
lingkungan rumah TB Simatupang serta penyempurnaan Balai Agoeng,” ujar Joko kepada Harian Jogja, Rabu (18/2/2015).

Joko memaparkan, selain ketiga bangunan tersebut, dinas juga akan mulai menata bangunan cagar budaya lain. Di antaranya rencana teknis kantor TI Humas Pemkab Kulonprogo, kantor kecamatan Panjatan, dan tembok pagar Kecamatan Pengasih. Bangunan-bangunan tersebut merupakan cagar budaya yang masih tersisa.

“Kulonprogo juga memiliki geo heritage, yakni bekas tambang mangan di Kliripan Kokap serta Goa Kiskendo. Rekonstruksi akan kami lakukan bertahap,” jelas Joko.

Kepala Dinbudparpora Kulonprogo Kris Sutanto menambahkan, untuk pengembangan sektor budaya total danais yang dikucurkan mencapai Rp33 miliar. Dana tersebut tak hanya dipergunakan untuk mendorong aktivitas seni dan budaya saja. Namun, dana itu juga dipergunakan untuk pengembangan kawasan pariwisata serta pembangunan Taman Budaya Kulonprogo.

“Dari dana itu, Rp11 miliar digunakan untuk merampungkan Taman Budaya Kulonprogo. Lalu untuk
pengembangan cagar budaya sekitar Rp4 miliar, sisanya dipergunakan untuk pengembangan pariwisata dan pendukung aktivitas seni budaya,” papar Kris.

Salah satu proyek besar yang didanai dari dana keistimewaan, yakni Bedah Menoreh terus dikerjakan. Pelebaran jalan menuju Goa Kiskendo bahkan telah dilakukan. Ke depan selain proyek itu, pembangunan kawasan wisata itu juga terus diupayakan. Di antaranya pembangunan panggung terbuka sebagai tempat dipentaskannya Sendratari Sugriwo Subali.

“Saat ini konsep tari sedang digarap bersama teman-teman ISI Jogja. Selain itu, akan digelar pula Festival
Menoreh, sekitar Mei mendatang,” imbuh Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya