SOLOPOS.COM - Libur Musim Panas (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Penataan Malioboro Diharapkan Tambah Minat Andong dan Becak

Harianjogja.com, JOGJA — Sejumlah kusir andong dan tukang becak berharap penataan sisi barat kawasan Malioboro ke depan dapat mempertahankan keberadaannya sekaligus meningkatkan jumlah pengguna angkutan tradisional. Pemda DIY merencanakan penataan sisi barat kawasan Malioboro pada 2018 mendatang. Keberadaan becak dan andong saat ini telah diatur melalui Perda DIY No.5/2016 tentang Moda Transportasi Tradisional Becak dan Andong.

Promosi Pembunuhan Satu Keluarga, Kisah Dante dan Indikasi Psikopat

Baca Juga : PENATAAN MALIOBORO : Pengemudi Andong & Becak Setuju Penataan, Asal …

Kabid Cipta Karya Dinas PUP-ESDM DIY Muhammad Mansur memastikan penataan sisi barat Malioboro akan dilakukan pada 2018 mendatang. Sebelum melakukan penataan tentu akan berkomunikasi dengan pihak di sekitar Malioboro tak terkecuali becak dan andong. Secara umum jika kawasan Malioboro telah selesai ditata, maka jalur semi pedestrian itu hanya bisa dilalui non kendaraan bermotor dan kendaraan emergency, layanan publik maupun kendaraan berkaitan dengan pemerintahan.

“Tetapi untuk rekayasa lalu lintasnya itu di [dinas] perhubungan, apakah [becak dan andong] masih di sana, daya dukung dan daya tampung berapa, kalau dipindah dikemanakan itu [dinas] perhubungan,” ungkapnya, Kamis (23/2/2017)

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan DIY Gatot Saptadi menyatakan, pihaknya saat ini masih dalam tahap mengevaluasi perencanaan zonasi sebagai tempat becak dan andong melakukan aktivitas. Tetapi, gambaran umumnya, kawasan Malioboro memang menjadi salahsatu zonasi kendaraan tidak bermotor (KTB) meski tidak menutup kemungkinan ada di tempat lain. Apalagi saat ini sudah ada Perda DIY No.5/2016, yang esensinya menyelamatkan angkutan tradisional. Sehingga kedua moda itu akan diarahkan sebagai daya dukung wisata untuk perjalanan jarak pendek.

Beberapa hal yang akan dipertimbangkan dalam penataan becak dan andong itu antara lain, membuat desain mereka yang berciri khas Jogja, bentuk lebih manusiawi dan ramah lingkungan.

“Intinya, desain njogjani berbasis lingkungan, ramah lingkungan, zona operasi dimana [akan ditentukan] dan pelatihan SDM ke arah wisata bagi mereka,” ungkap Gatot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya