Jogja
Senin, 16 Januari 2017 - 12:40 WIB

PENATAAN MALIOBORO : "Guiding Block" Malioboro Idealnya Warna Kuning

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah guiding block di pedestrian Malioboro lepas seperti terlihat pada Kamis (12/1). Di beberapa titik seperti tiang pembatas dan guiding lock terlihat rusak meskipun jalur tersebut baru beroperasi sekitar sebulan. (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Penataan Malioboro dikritik oleh penyandang disabilitas

Harianjogja.com, JOGJA-Penataan kawasan pedestrian Malioboro mendapat perhatian dari para penyandang disabilitas. Kendati sudah dibuat fasilitas khusus, namun beberapa fasilitas dianggap masih belum sesuai dengan kebutuhan penyandang disabilitas.

Advertisement

“Sejauh ini, penataan sudah cukup bagus. Hanya ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian,” ujar Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Jogja, Winarsih belum lama ini.

Winarsih mengatakan penataan guiding block untuk para tuna netra, secara umum sudah cukup baik. Guiding block yang dipasang di sepanjang pedestrian merupakan fasilitas penting untuk penyandang tuna netra. Fasilitas ini berupa pola garis-garis yang disusun sebagai penuntun jalan bagi penyandang tuna netra.

“Kalau untuk penyandang tuna netra, mungkin tidak masalah.Tetapi untuk mereka yang mengalami low vision, gradasi warna sangat berpengaruh,” ungkap Winarsih.

Advertisement

Penataan warna dinilai Winarsih masih belum mendukung bagi penyandang low vision. Pasalnya, penataan guiding block di pedestrian baru semestinya tidak menggunakan warna perak atau gelap. Idealnya, kata Winarsih, guiding block menggunakan warna kuning atau orange.

Gradasi warna yang agak mencolok dinilai akan membantu penyandang low vision, apalagi untuk berjalan mereka sangat bergantung pada sinar. Jika guiding block berwarna cenderung gelap, maka di malam hari fasilitas tersebut tidak dapat membantu aktivitas penyandang low vision.

“Sejauh ini, penataan sudah cukup baik. Mungkin perlu juga diberi peraturan tertulis agar masyarakat juga memahami fasilitas khusus difabel, sehingga bisa sama-sama menjaga. Sebagai kawasan wisata, keberadaan toilet ramah difabel juga sangat kami perlukan,” imbuh Winarsih.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif