SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA-Dari 93 peserta Sayembara Penataan Malioboro, karya berjudul Teras Budaya terpilih menjadi pemenang. Apa saja ide-idenya?

Tetenger Sebagai Penanda Titik Lokasi
Desain Teras Budaya merupakan upaya mempermudah pengunjung saat berada di Malioboro. Juru bicara kelompok itu Ardhyasa Frabian Gusma menawarkan smart bolard atau tetenger sebagai penanda titik lokasi di sepanjang kawasan Malioboro dari Pangurakan (Toko Batik Terang Bulan-ke Selatan), Margo Mulyo (rel kereta api-Toko Batik Terang Bulan) dan Margo Utomo (dari rel kereta sampai Tugu). Dalam tetenger itu disisipkan huruf jawa HA-NA-CA-RA-KA. Mengikuti jumlah huruf Jawa itu, tetenger dibuat sebanyak 20 buah dalam bentuk kotak bewarna merah.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Terasnya Jogja
Gusma menerangkan desain ini dapat diartikan sebagai “terasnya” Jogja, yang tepat berada di depan Kraton sekaligus terasnya masyarakat Indonesia. Nama ini dipilih lantaran Malioboro tidak hanya milik masyarakat Jogja. Melainkan aset pariwisata Indonesia di mata wisatawan internasional.

Teras juga diartikannya sebagai ruang publik atau ruang sosial yang di dalamnya memuat beragam aktivitas seperti aktivitas budaya, ekonomi sampai dengan keagamaan.

Ruang Budaya Dibagi Sesuai Filosofi
Agar kegiatan di Malioboro agar tidak tumpang tindih, mereka membagi ruang di sepanjang sumbu filosofi dari Kraton hingga Tugu. Margo Utomo untuk jenis kegiatan kontemporer, sedangkan di ruang Margo Mulyo untuk tema budaya Indonesia. Adapun semakin ke selatan menuju Pangurakan khusus untuk budaya Jawa. Semua kegiatan itu dipublikasikan dengan media online.

Pengunjung akan bebas menentukan kegiatan budaya yang dipilihnya sesuai dengan genre. Dengan media online itu nanti, pengunjung juga akan dipermudah untuk mencari sarana tranportasi, baik moda traportasi tradisional ataupun modern, mulai becak sampai taksi.

“Dinas Pariwisata nantinya yang mengelolanya menjadi satu pintu. Lewat twitter atau telepon, pengunjung tidak akan kesulitan angkutan seperti sekarang ini,” ujar pemenang lomba penataan ruang Alun-alun Kidul pada 2011 ini.

Kawasan Tugu Dirapikan
Khusus di kawasan Tugu, di sisi tenggara Tugu, tim menempatkan bangunan asli Tugu yang berbentuk Golong Gilig. Kabel listrik yang berseliweran di area Tugu dipindahnya dengan menanam di tanah agar tidak mengganggu pandangan mata. Kawasan Perusahaan Surat Kabar Kedaulatan Rakyat yang ketika malam dipenuhi warga karena terdapat angkringan, ia desain menjadi area gemar membaca. Segala macam buku atau koran disediakan untuk dibaca gratis.

Di kawasan Margo Utomo itu, terdapat stasiun terpusat moda transportasi tradisional. Sedangkan untuk lokasi parkir kendaraan dipusatkan di Taman Parkir Ngabean dan bekas gedung Bioskop Indra. Taman Abu Bakar Ali pun mereka maksimalkan menjadi area parkir. Dalam jangka waktu sampai 2050, mereka menyiapkan lokasi parkir di perbatasan perkotaaan Ringroad. Untuk menuju Malioboro tranportasi kereta yang disebut Light Rail Transit direncanakannya.

“LRT bukan di underpass tapi di melintas di atas kawasan Code agar pengunjung bisa menikmati pemandangan dari kereta,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya