Jogja
Selasa, 29 November 2016 - 13:20 WIB

PENATAAN MALIOBORO : Ini Usulan Sultan untuk Tempat Cucian Alat Dapur PKL

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Penataan Malioboro kali ini berupa fasilitas untuk PKL

Harianjogja.com, JOGJA — Penataan Malioboro berupa pengelolaan air limbah cucian alat masak pedagang kaki lima (PKL) menjadi perhatian Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. Senin (28/11/2016), Sultan meninjau proyek tersebut, tepatnya di kawasan depan Gedung DPRD DIY hingga Kantor Dinas Pariwisata DIY.

Advertisement

(Baca Juga : PENATAAN MALIOBORO : 2 Dispenser Air Minum Diujicoba di Malioboro)

Untuk memfasilitasi tempat dan saluran air cucian alat masak bagi PKL, ungkapnya, memang tidak perlu dibongkar secara total. Dalam pemikiran Sultan, sebaiknya ada saluran pipa air dari tembok pagar paling ujung timur setiap ruas pedestrian yang dipakai sebagai tempat berjualan PKL. Pipa itu kemudian tersalurkan ke arah tempat pembuangan sejenis selokan yang sudah ada di pinggiran ruas Jalan Malioboro. Tetapi, Sultan menyadari jika menambah fasilitas itu perlu ada sedikit pembongkaran.

“Makanya itu saya masih berpikir, tetapi kalau buang air [limbah cucian piring] di pojok tembok tidak ada [saluran] brarti kan bongkar lagi. Kalau yang dari tembok belakang itu ada pipa air bersih untuk asah-asah, airnya kan bisa masuk kalen [selokan], berarti pojokan tembok [perlu] bikin lagi saluran air, brarti bongkar lagi,” ucapnya.

Advertisement

Sultan menambahkan, proyek penataan Malioboro itu harus selesai sebelum libur Natal dan Tahun Baru. Tempat duduk yang sudah dipasang, ia pun mengharapkan respon dari masyarakat terkait fasilitas tersebut. Oleh karena itu, kawasan depan DPRD DIY dijadikan percontohan lebih dahulu.

“Saya kira cukuplah [segala fasilitasnya]. Tempat duduk ini kan baru dicoba, nanti kesannya masyarakat gimana. Ini kan hanya untuk tempat istirahat saja,” ujar dia.

Dalam kesempatan yang sama, Kabid Cipta Karya Dinas PUP-ESDM DIY Muhammad Mansur mengatakan, pihaknya dalam proses meneliti standar keamanan air minum tersebut untuk dikonsumsi. Ia menarget, sebelum libur Natal dan Tahun Baru sudah bisa dimanfaatkan warga. Pihaknya tengah membangun pergola sebagai tempat berteduh. Saat ini baru dikaji titik penempatan pergola tersebut dengan mempertimbangkan lokasi nama atau identitas bangunan di sekitarnya agar tidak tertutupi keberadaan pergola.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif