SOLOPOS.COM - Limbah cucian PKL Malioboro meluber ke Jalur Pedestrian (IST)

Penataan Malioboro harus memperhatikan prosedur kebersihan

Harianjogja.com, JOGJA – Mantan Walikota Jogja Herry Zudianto menyarankan perlu adanya prosedur tetap (Protap) khusus tentang kebersihan dalam rangka menjaga kenyamanan Jalur pedestrian Malioboro. Paska-dilakukan revitalisasi, masih ada sejumlah pengunjung yang belum membuang sampah pada tempatnya.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Baca Juga : PENATAAN MALIOBORO : Harus Ada Protap Kebersihan di Jalur Pedestrian

Upaya menjaga kebersihan itu harus dijadikan sebagai proses awal membangun peradaban baru Malioboro yang bebas sampah. Agar masyarakat merasa malu jika membuang sampah tidak pada tempatnya. Hal itu harus dilakukan seluruh stakeholder dan pemerintah dengan cara yang cukup keras. Alasannya, karena termasuk kategori membangun sesuatu yang dari sebelumnya tidak ada menjadi ada atau dari kotor menjadi bersih.

“Itu kadang dalam tanda kutip perlu dipaksa untuk menjadi biasa. Dalam hal pemaksaan itu kita harus kenceng, kekeh, konsisten,” ucapnya belum lama ini kepada Harianjogja.com

Ia menambahkan, seiring perlunya protap maka harus ada reward dan punishment terkait sampah. Namun sanksi harus menjadi yang terakhir, dengan mengedepankan partisipatif. Selain itu sebaiknya meminimalisasi terhadap toleransi membuang sampah sampah tidak pada tempatnya. Karena begitu ada toleransi maka akan terus ditiru orang lainnya. Sehingga perlu ada yang harus segera membersihkan jika ada yang nekat membuang sampah sembarangan.

“Ya [sanksi] itu ada tetapi jangan mengandalkan itu, lebih andalkan partifisipatif, semua ikut tanggungjawab, dari mulai menyediakan bak sampah, dia ikut mengingatkan, kalau ada yang telanjur buang [sampah] ya membantu membersihkan,” kata dia.

Tempat sampah, kata Herry, memang perlu, namun bukan itu kuncinya, terpenting adalah membangun peradaban kebersihan bebas dari sampah. Butuh kesadaran sosial secara bersama dengan saling menjaga dan mengingatkan.

“Ada tempat sampah itu tidak cukup, karena orang harus dibiasakan taruhlah sampah pada tempatnya, kalau belum ada peradaban menaruh sampah pada tempatnya mbok bak sampah di situ, buangnya di sini. Jadi bukan harus ada berapa ratus bak sampah, tiap berapa meter harus ada bak, enggak,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya