SOLOPOS.COM - Sejumlah warga mengamati pancang jeti di muara Sungai Bogowonto yang rusak akibat diterjang ombak. (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)

Penataan pantai selatan dilakukan untuk muara sungai Bogowonto

Harianjogja.com, BANTUL –Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) menganggarkan Rp173 miliar untuk program rehabilitasi pengendalian banjir Sungai Bogowonto beserta anak sungainya secara bertahap hingga 2018 mendatang.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Perbaikan pemecah ombak berupa jeti di muara Sungai Bogowonto tercatat menjadi salah satu sasaran program tersebut.

Sebelumnya, gelombang tinggi yang terjadi di pesisir selatan pada pekan lalu telah memperparah abrasi, termasuk muara Sungai Bogowonto di kawasan Pantai Congot, Desa Jangkaran, Temon, Kulonprogo.

Hantaman ombak besar mengikis pasir dan tumpukan batu di sekitar jeti. Bangunan gardu pandang di sisi timur muara juga ambrol dan menghilangkan jalan corblok menuju pancang jeti.

Pejabat Pembuat Komitmen Sungai Pantai 2, DAS Opak, Progo, dan Serang BBWSSO, Suradi mengatakan, kondisi jeti yang ada di muara Sungai Bogowonto dinilai memang sudah saatnya diperbaiki sebelum akhirnya rusak akibat gelombang.

Instansinya kemudian menyiapkan anggaran khusus untuk rehabilitasi berbagai fasilitas pendukung program pengendalian banjir Sungai Bogowonto beserta anak sungainya.

“Sekarang dalam proses tender. Nanti kontraknya mulai akhir bulan Juli,” ungkap Suradi usai meninjau muara Sungai Bogowonto, Selasa (14/6/2016).

Perbaikan jeti dan pengerukan endapan pasir yang masuk ke alur sungai akan mulai tahun ini sebagai bagian dari proyek normalisasi. Suradi lalu menyatakan, desain jeti tidak akan berbentuk tiang pancang lagi, melainkan menggunakan tetrapod dan blok beton. “Nanti seperti di muara Sungai Serang, Glagah,” ucap Suradi.

Suradi menambahkan, normalisasi serupa bakal dilakukan di sejumlah alur anak sungai yang rawan banjir, misalnya Sungai Peni di tepi Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

Pengerukan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2018. Beberapa embung juga akan dibangun di Kulonprogo wilayah selatan untuk mendukung upaya pencegahan banjir.

Sementara itu, para nelayan sudah berani melaut kembali sejak awal pekan ini. Sejumlah pedagang juga tampak mulai berbenah dan membersihkan lapak masing-masing. Namun, banyak pula pedagang yang belum bisa melakukan apapun karena warungnya masih terendam air.

“Sejak Sabtu sebenarnya sudah nyicil bersih-bersih tapi belum tahu mau buka [jualan] secara normal kapan,” kata Maryati, salah satu pedagang di sekitar Pantai Glagah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya