Jogja
Senin, 30 Januari 2017 - 01:20 WIB

PENATAAN PANTAI SELATAN : Nekat Dirikan Bangunan Liar di Glagah, Ini Alasan Warga

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang memaksa melalui jalur yang terendam banjir di Pantai Glagah, Temon pada Kamis (15/12/2016). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Penataan pantai selatan Kulonprogo dilakukan di Pantai Glagah

Harianjogja.com, KULONPROGO- Sejumlah pemilik bangunan liar di Pantai Glagah saat ini tergabung dalam Paguyuban Wisata Mandiri Maju Bersama.

Advertisement

Kelompok ini terdiri dari 40 orang yang 25 diantaranya sudah membangun penginapan dan rumah di kapling lahan bermasalah. Sedangkan sisanya baru sekedar memiliki kapling lahan.

Sarino, ketua paguyuban, mengatakan adanya bangunan liar tersebut didasari tidak adanya relokasi bagi mereka. “Kami warga masyarakat yang selama ini hidup dari usaha wisata Pantai Glagah,” ujarnya, baru-baru ini.

Ia mengatakan warga tetap berharap agar bisa berusaha dan bertempat tinggal di areal tersebut.

Advertisement

Supiyono, salah satu pemilik usaha karaoke mengatakan kapling lahan dilakukan lama sebelum pengosongan lahan untun bandara dimulai. “Kita ngapling lahan ini sudah jauh-jauh hari,” ujar mantan kepala desa Glagah ini.

Menurutnya, pihaknya juga telah datang langsung ke Puro Pakualaman dan mengajukan izin. Meski belum ada jawaban, dikatakan jika Puro bersedia mengusahakan izin tersebut.

Ia juga mengelak ada dana yang dikeluarkan untuk kapling lahan tersebut. Namun, memang ada uang ganti rugi untuk warga yang sebelumnya mengolah lahan tersebut. Paling tidak dikeluarkan dana berkisar Rp3 juta untuk setiap kapling lahan.

Advertisement

Disinggung soal faktor keamanan bangunan yang berada di sempada pantai, pemilik bangunan menyatakan sudah siap dengan resiko baik gelombang maupun tsunami. “Ibaratanya urip mati[hidup mati] ning [di] pesisir,”tandas Supiyono.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif