SOLOPOS.COM - Ilustrasi perbaikan saluran air (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Penataan Sleman mengenai pengaturan drainase di wilayah UGM sulit dilakukan.

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) Kabupaten Sleman mengaku kesulitan membenahi drainase di kawasan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang selalu dilanda banjir saat hujan. Banjir yang selalu menggenang, utamanya di daerah Jalan Teknika UGM, membuat kendaraan yang melintas banyak yang mogok.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Kepala Seksi Drainase Bidang Permukiman, DPUP Sleman, Zaini Anwar menjelaskan, seringnya banjir di kawasan itu setidaknya dikarenakan tiga hal, yakni kurangnya lubang sebagai jalan air masuk ke selokan, saluran drainase sering tersumbat sampah, dan saluran air di wilayah UGM yang memiliki banyak fungsi.

“Setiap kali memantau lokasi, pasti ada sampah yang menyumbat. Ban bekas, batok kelapa, dan plastik,” ujar Zaini, Sabtu (18/4/2015).

Kalaupun masyarakat tidak sengaja membuang ke saluran air, sampah-sampah tersebut bisa menyumbat karena terbawa aliran setelah hujan.

Area aliran air di UGM memiliki banyak fungsi yang di antaranya sebagai drainase, aliran suplesi (penambahan) air untuk daerah lain, dan irigasi.

“Karena itu, banjir di daerah tersebut sulit diselesaikan. Padahal kalau hanya untuk drainase kan airnya bisa dibuang ke Sungai Gajah Wong,” kata Zaini.

Sebagai upaya untuk meminimalisir banjir di kawasan UGM, Dinas PUP telah membersihkan saluran-saluran air di daerah rawan genangan. Selain jalan Teknika UGM, titik rawan banjir juga ada di jembatan dekat UGM, Jalan Monumen Jogja Kembali, dan jalan di depan Terminal Jombor.

Karena posisi beberapa tempat itu berada di dekat wilayah perbatasan, pihaknya meminta tidak hanya Dinas PUP Sleman yang bekerja.

“Masalah ini harus diselesaikan bersama antara Pemkab Sleman, Pemprov DIY, dan Pemkot Jogja. Sebab wilayah yang tergenang berada di perbatasan. Bahkan yang lebih berwenang untuk perkara drainase ini adalah Pemerintah Provinsi,” ucapnya. “Dulu masalah ini [drainase] berada di bawah wewenang Pemprov. Dialihkan ke Sleman baru dua sampai tiga tahun ini,” tutur Zaini.

Genangan air di sekitar Jalan Teknika UGM sering dikeluhkan masyarakat. Karena banjir yang melanda bisa mencapai betis orang dewasa, kendaraan yang melintas pun terpaksa didorong karena mesin mati.

“Ya itu banyak motor yang mesinnya mati. Karena tadi genangan airnya tinggi,” ujar pengendara motor bernama Rifal. Ia berharap agar pemerintah mampu menyelesaikan perkara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya