Jogja
Selasa, 4 Oktober 2016 - 22:55 WIB

PENATAAN STASIUN TUGU : Pedagang : Tak Mau Tanda Tangan, Warung Ditutup Paksa

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Stasiun Tugu (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Penataan Stasiun Tugu masih terganjal protes dari pedagang.

Harianjogja.com, JOGJA — PT.Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional 6 menawarkan uang kompensasi Rp2,4 juta kepada pedagang di dalam Stasiun Tugu yang masa kontraknya habis dan tidak diperpanjang kembali. Namun, pedagang tidak mau pindah karena nilai kompensasi terlalu kecil.

Advertisement

“Besok [hari ini] kami akan ke dewan minta pendampingan,” kata Purwaningsih melalui pesan singkat selular, Selasa (4/9/2016).

Purwaningsih merupakan salah satu pedagang di dalam stasiun yang masa kontraknya sudah habis sejak 31 Maret lalu. Ia menempati lahan seluas sekitar 12 hektare yang digunakan berjualan makanan dan minuman sejak 1970 an secara turun temurun.

Selain Purwaningsih, ada juga empat kios lainnya termasuk penjual Soto Sulung yang juga sudah habis masa kontrak dan diminta pindah dari Stasiun Tugu. Purwantiningsih mengatakan pedagang minta kompensasi sebesar Rp15 juta tiap pedagang pada Maret lalu. Namun permintaan itu tidak dikabulkan.

Advertisement

(Baca Juga : PENATAAN STASIUN TUGU : Relokasi Pedagang ke Lempuyangan, KAI Siapkan Kios)

Kemarin pagi tiba-tiba dirinya mendapat pesan dari KAI. Ia diminta menandatangani pesangon Rp2,4 juta.

“Kalau tidak mau tanda tangan warung akan ditutup paksa,” ujar Purwaningsih menirukan isi pesan singkat dari bagian aset PT.KAI Daop 6.

Advertisement

Selama ini ia mengakui masih berjualan di dalam stasiun meski kontrak sudah habis. Purwaningsih mengaku belum ada gambaran untuk mencari lahan lain sebagai pengganti. Karena itu dirinya minta kompensasi Rp15 juta untuk mencari lahan lain.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif