Jogja
Senin, 10 Juli 2017 - 08:21 WIB

PENATAAN STASIUN TUGU : Usai Digusur, Pedagang Pasar Kembang Menganggur

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas dari PT.KAI tengah merobohkan kios di sepanjang Jalan Pasar Kembang. (Ujang Hasanudin/ Harian Jogja)

Para pedagang Pasar Kembang yang digusur PT.Kereta Api Indonesia (KAI) tidak bisa melanjutkan usahanya karena tidak memiliki modal

Harianjogja.com, JOGJA-Para pedagang Pasar Kembang yang digusur PT.Kereta Api Indonesia (KAI) tidak bisa melanjutkan usahanya karena tidak memiliki modal. Sampai empat hari pasca penggusuran, mereka masih menganggur.

Advertisement

Baca juga : PENATAAN STASIUN TUGU : Haryadi Minta PT.KAI Pikirkan Pedagang Jalan Sarkem

“Saya masih di rumah, sementara ini menggantungkan hidup pada anak,” ucap Sri Mulyaningsih, saat dihubungi, Minggu (9/7/2017).

Advertisement

“Saya masih di rumah, sementara ini menggantungkan hidup pada anak,” ucap Sri Mulyaningsih, saat dihubungi, Minggu (9/7/2017).

Warga Rejowinangun Kotagede ini bahkan harus menitipkan orangtua ke rumah saudaranya di Kulonprogo.

Sri Mulyaningsih merupakan salah satu pedagang Pasar Kembang yang kiosnya tergusur. Ia memang bukan pemegang pertama kios, namun sebagai pemegang kedua setelah ayahnya wafat pada 2003 lalu. Tiga tahun berjualan, suaminya meninggal. Maka, sejak 2006 Ia harus menghidupi dua anak, dan satu orang ibu.

Advertisement

“Ibu saya bertanya-tanya ‘kok tidak berjualan’? saya beralasan sedang tidak enak badan untuk menjaga perasaannya supaya tidak shock, walau pun hati saya sebenarnya sedih. Akhirnya ibu saya sementara tinggal di rumah saudara dulu,” ungkap dia.

Sri Mulyaningsih mengaku belum ada upaya dari PT.KAI mau pun Pemerintah Kota Jogja terkait nasibnya yang sudah tidak berjualan sejak empat hari. Ia berharap ada lokasi pengganti untuk berjualan atau uang pengganti sebagai modal untuk melanjutkan usaha.

Kondisi yang sama dialami Suwarto, pemilik usaha travel dan penjualan tiket ini belum melanjutkan usahanya. Warga Banguntapan Bantul ini masih shock karena lahan usahanya digusur tanpa ada relokasi mau pun kompensasi.

Advertisement

Ia merintis usaha di Pasar Kembang karena melanjutkan usaha ayahnya almarhum Sukaro yang sudah menempati kionya sejak 1973. Awalnya Sukaro membuka usaha warung makan, namun Suwarto menggantinya dengan jenis usaha travel dan penjualan tiket karena dianggap lebih menguntungkan.

Suwarto mengatakan, dahulu kios di sepanjang Pasar Kembang sebagian besar di bangun oleh Pemerintah Kota Jogja, kemudian pedagang membayar retribusi. Mereka adalah pindahan dari Jalan Senopati atas instruksi wali kota Jogja saat itu dan atas izin dari Kraton, kemudian menempati Pasar Kembang.

Ia masih heran lahannya digusur tiba-tiba oleh PT.KAI tanpa ada ganti rugi atau relokasi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif