SOLOPOS.COM - Replika patung Monumen Nyi Ageng Serang telah terpasang di atas menara monumen dan mulai menjadi daya tarik bagi para pengguna jalan yang melintasi kawasan Simpang Lima Karangnongko, Selasa (16/12/2014). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Harianjogja.com, WATES – Patung replika Nyi Ageng Serang menunggangi kuda akhirnya dipasang di atas menara monumen setinggi delapan meter. Monumen pahlawan perempuan asal Kulonprogo itu akan menegaskan keberadaan Kota Wates.

Penanggungjawab Proyek dari CV PB Puriwangi Dono Sugestiaji mengatakan, replika patung tersebut akhirnya dipilih setelah melihat dan
mengamati konstruksi dari patung lama yang tidak memungkinkan. Patung Nyi Ageng Serang yang sebelumnya secara usia bangunan sudah
mencapai hampir 20 tahun.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

“Patung sudah terlalu tua, selain itu konstruksi patung ternyata sangat padat. Bobot patung bahkan mencapai lebih dari tujuh ton, karena di
dalamnya terdiri dari pasir, rangka besi dan beberapa material lainnya,” ujar Dono saat ditemui, Selasa (16/12/2014).

Dono mengungkapkan apabila patung lama jadi dipindahkan, maka akan berisiko pada konstruksi bangunan monumen tersebut. Pasalnya, dari
penafsiran bobot patung sebelumnya hanya tiga ton. Namun, setelah mencoba diangkat menggunakan crane untuk bobot lima ton, per
penyangga beban justru tidak kuat.

“Akhirnya, kami gunakan crane untuk bobot sepuluh ton. Kalau kami paksakan menggunakan patung lama, apalagi dengan bobot seberat itu,
maka akan berisiko. Maka, kami putuskan menggunakan patung replika,” jelas Dono.

Selain diganti dengan patung replika berbahan baku fiber, wajah patung itu pun berubah. Semula patung Nyi Ageng Serang berwarna gelap,
namun kini warna patung diganti dengan warna putih. Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Zahram Asurawan menambahkan, Monumen Nyi Ageng Serang ditargetkan akan selesai pengerjaan pada 23 Desember mendatang. Mengenai patung lama, Zahram mengungkapkan, masih
belum dapat memastikan akan diapakan patung tersebut.

“Patung tersebut masih disimpan pihak rekanan, karena kami juga belum tahu patung itu nantinya akan dipakai untuk apa. Namun, kalau dilihat
kondisinya tidak memungkinkan untuk digunakan lagi. Selain usia patung sudah sangat tua, konstruksinya juga mudah rapuh,” jelas Zahram.

Revitalisasi proyek beranggaran Rp700 juta ini, merupakan salah satu upaya penataan Kota Wates. Zahram mengatakan, selama ini kota
tersebut tidak cukup familiar bagi para pendatang yang melintas di kawasan jalan nasional. Pembangunan monumen tersebut diharapkan menjadi landmark ibu kota Kulonprogo, sehingga dampak yang ingin dicapai adalah semakin tumbuhnya sektor-sektor ekonomi di kawasan tersebut.

“Tujuan awalnya, ada impact dari pembangunan monumen itu. Nanti orang yang datang akan tahu kota ini dan melihat lebih dekat wajah Kota
Wates. Paling tidak ke depan bisa menghidupkan geliat ekonomi di sekitar kawasan kota ini,” tandas Zahram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya