Jogja
Kamis, 14 Januari 2016 - 06:40 WIB

PENCEGAHAN DBD : Kota Jogja Siapkan Jumantik Setiap Rumah

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Wilayah dengan kasus demam berdarah terbanyak berada di Sorosutan, Klitren, Muja-Muju dan Kricak dengan rata-rata terdapat 40 kasus demam berdarah.

 

Advertisement

 

Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Kesehatan Kota Jogja menyiapkan kebijakan baru guna meningkatkan upaya pencegahan penularan penyakit demam berdarah dengue, yaitu adanya juru pemantau jentik di tiap rumah.

“Sebelumnya, juru pemantau jentik (jumantik) ditetapkan tiap dasawisma. Namun, agar hasilnya lebih maksimal maka akan dibentuk di tiap rumah,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Yudiria Amelia seperti dikutip Antara, Rabu (13/1/2016).

Advertisement

Menurut dia, pihaknya sudah menyiapkan surat edaran ke tiap kecamatan, kelurahan dan puskesmas agar seluruh pihak bisa meningkatkan upaya antisipasi penularan demam berdarah dengue terlebih Kota Jogja adalah wilayah endemis untuk penyakit itu.

Pada 2015, kasus demam berdarah meningkat hampir dua kali lipat dibanding 2014 yaitu mencapai 945 kasus dengan 11 kematian atau 1,1 persen dibanding jumlah penderita. Sedangkan pada 2014 tercatat 418 kasus dengan tiga kematian.

Wilayah dengan kasus demam berdarah terbanyak berada di Sorosutan, Klitren, Muja-Muju dan Kricak dengan rata-rata terdapat 40 kasus demam berdarah.

Advertisement

Jika dibanding 2014, maka terjadi pergeseran wilayah dengan jumlah kasus demam berdarah tertinggi. Pada 2014, kasus tertinggi berada di Kelurahan Wirobrajan, Wirogunan, Sorosutan dan Mantrijeron.

“Sedangkan untuk tingginya angka kematian pada 2015 juga menjadi pencermatan. Apakah pasien yang bersangkutan terlambat ditangani atau ada penyebab lain,” tuturnya yang berharap seluruh masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan penularan demam berdarah pada musim hujan.

Berdasarkan data tahun lalu, peningkatan kasus demam berdarah di Kota Jogja terjadi mulai awal tahun hingga Maret dengan rata-rata kasus mencapai sekitar 100 kasus per bulannya.

“Kasus terbanyak ditemukan pada anak usia tujuh hingga 12 tahun,” ucapnya yang menyebut hingga saat ini sudah ada 10 kasus demam berdarah di Kota Jogja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif