Jogja
Jumat, 26 April 2013 - 05:00 WIB

PENCURIAN : Kantor dan Sekolah di Gunungkidul Diincar Maling

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Maling JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan

Ilustrasi Maling
JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan

GUNUNGKIDUL—Kasus pencurian dengan pemberatan (curat) di Gunungkidul mulai marak. Sebagian besar pencuri menyasar gedung perkantoran dan sekolah yang tidak berpenjaga malam.

Advertisement

Dari data Polres Gunungkidul selama 2013, sudah ada 30 kasus curat di malam hari.

Dari jumlah tersebut hanya sembilan kasus yang terungkap. Kasat Reskrim Polres Gunungkidul Ajun Komisaris Polisi Suhadi mengatakan sejumlah curat yang terjadi rata-rata menyasar tempat-tempat yang tidak punya penjaga malam.

“Kecuali perbankan yang ada penjaganya sehari semalam,” katanya, Rabu (24/4)

Advertisement

Menurut Suhadi, kasus curat di Balaidesa Katongan Nglipar, Sekolah Dasar Negeri Watugajah Gedangsari hingga pencurian tiga mesin perahu di Tepus karena ketiga tempat itu tidak memiliki penjaga malam. Selain itu, maling di sekolah umumnya mengincar komputer.

Suhadi mengimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan keamanan di lingkungannya masing-masing. Keamanan tidak hanya menjadi tugas kepolisian semata. Tanpa bantuan masyarakat, pengamanan tidak akan efektif.

Bila tidak ada penjaga malam, Suhadi mengimbau supaya kantor atau gedung sekolah yang ditinggalkan dititipkan kepada warga sekitar atau kepada petugas kepolisian. Upaya itu perlu dilakukan terutama saat libur sekolah.

Advertisement

“Dititipkan kepada polisi gratis tidak hanya untuk kantor atau sekolah. Rumah pribadi juga,” katanya.

Sementara, Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wonosari Tamsir mengaku di sekolahnya sudah ada satpam sejak banyak barang berharga seperti komputer dan peralatan kantor hilang beberapa waktu lalu. “Kami sudah ada dua satpam untuk jaga malam,” katanya.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif