SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendakian gunung (JIBI/Solopos/Antara/Teresia May)

Pendaki hilang yang sempat membuat heboh warga di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ditindaklanjuti dengan mengedukasi para mahasiswa, agar mengerahui prosedur dan manajemen keselamatan kegiatan alam bebas, salah satunya mendaki gunung.

Harianjogja.com, JOGJA-Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Mahasiswa Ahmad Dahlan Pecinta Alam (Madapala) universitas setempat, sedianya akan menyusun sebuah kegiatan bersama yang bertujuan untuk mengedukasi para mahasiswa, agar mengetahui prosedur dan manajemen keselamatan kegiatan alam bebas, salah satunya mendaki gunung.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Baca juga :

PENDAKI HILANG : Empat Pendaki UAD Jogja Menghilang di Merbabu

PENDAKI HILANG : 4 Pendaki UAD Jogja Ditemukan)

Hubungan Masyarakat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UAD (FKIP UAD) Ariadi Nugraha pada Selasa (7/6/2016) menuturkan, rencana tersebut disusun menyusul adanya empat orang mahasiswa Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling (BK) FKIP UAD) Jogja yang melakukan pendakian Gunung Merbabu lewat jalur Selo, namun tidak kembali ke Jogja dalam waktu perjalanan seperti pendaki pada umumnya, pada Senin (6/6/2016).

Edukasi ini diperlukan, dikarenakan aktivitas mendaki gunung saat ini dinilai menjadi sebuah aktivitas yang menarik, salah satunya untuk mengisi liburan. Meski demikian masih minim sekali pengetahuan dari mahasiswa mengenai prosedur dan manajemen keselamatan yang harus mereka miliki dan diterapkan ketika melakukan pendakian.

Konsep kegiatan dapat berupa sosialisasi, meski demikian pihak kampus dan Madapala akan membicarakannya lebih lanjut. Ketika disinggung mengenai apakah kampus berencana membuat kebijakan untuk izin kepada kampus sebelum melakukan aktivitas pendakian, Ariadi menuturkan pihaknya belum ada pandangan lebih jauh mengenai langkah tersebut.

Sementara itu Ketua Madapala Ainun Irvanto menyatakan, untuk program edukasi kegiatan alam bebas bagi mahasiswa UAD sebenarnya sudah menjadi rencana yang sudah lama ingin dilaksanakan Madapala sejak ada kasus serupa, yakni mahasiswa Universitas Islam Negeri yang diketahui hilang di Gunung Sindoro sekira April 2015 silam.

Rencana masih belum bisa terealisasi karena berbagai faktor. Kasus yang menimpa empat mahasiswa UAD di Gunung Merbabu membuat mereka kembali ingin melaksanakan program tersebut.

“Untuk teknis pelaksanaanya saya belum bisa bicara banyak, karena harus saya diskusikan terlebih dahulu dengan jajaran pengurus Madapala,” kata pemilik nama lapangan Usus itu.

Kekurangan pendaki pemula yang paling terlihat menurut dia yakni pada manajemen perjalanan, meliputi perencanaan berangkat maupun turun gunung (estimasi waktu pendakian), kesiapan alat, logistik makanan, fisik maupun mental dalam mendaki, serta yang paling penting adalah pengalaman mendaki itu sendiri.

Dalam pandangannya, kejadian yang menimpa mahasiswa UAD disebabkan karena kurang siap dalam pendakian. Seharusnya pendaki sudah memberitahukan kepada kelaurga, atau teman mengenai rencana pendakian. Misalnya waktu paling lambat untuk turun, sehingga tidak ada kekhawatiran dari orang terdekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya