Jogja
Jumat, 25 November 2011 - 14:20 WIB

Pendakian Merapi aman, waspadai cuaca

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Pada malam tanggal 1 Muharam (1 Suro) yang jatuh pada Sabtu (26/11) malam diperkirakan banyak pendaki yang naik ke Gunung Merapi. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta telah menyatakan status Merapi normal dan aman untuk pendakian.

Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK, Sri Sumarsih menyatakan, status Gunung Merapi saat ini normal, sehingga tidak masalah untuk dikunjungi. Tetapi pendaki harus waspada terhadap material vulkanik yang masih tersisa di lereng Merapi. Sewaktu-waktu batu maupun pasir bisa runtuh tanpa sebab.

Advertisement

Sri menambahkan, selama November 2011, gempa multiphase sebanyak 37 kali, guguran 12 kali dan gempa tektonik 8 kali. Sedangkan untuk gempa vulkanik dalam tidak ada. Sejak status normal beberapa bulan lalu Merapi boleh untuk pendakian, tapi hati-hati,” katanya, Jumat (25/11). 

Dihubungi terpisah, relawan pemantau Gunung Merapi, Tugi menjelaskan, jalur pendakian belum bisa dilakukan melalui jalur selatan atau wilayah Sleman. Kondisi medan yang curam tidak memungkinkan dilewati. Apalagi saat hujan deras sangat berbahaya mengingat potensi aliran lahar ke arah selatan.

“Jalur dari Kinahrejo atau Kalitengah kidul tertutup material vulkanik, dikhawatirkan bisa tersesat dam ketika terjadi hujan bisa terjebak lahar Merapi,” ujar relawan Edelweis ini.

Advertisement

Menurut Tugi, butuh nyali besar untuk mendaki Gunung yang ada di perbatasan DIY dengan Jateng ini. Pasca erupsi Merapi 2010 banyak sekali perubahan yang terjadi. Ancaman batu yang menggelinding dari puncak jadi kewaspadaan. Besaran batu mencapai ukuran lemari pakaian.

Ia merekomendasikan kepada para pendaki, bila ingin naik Merapi bisa melalui jalur Cluntang Boyolali. Jalur ini lebih aman dan bisa didaki meski terjadi hujan lebat. Waktu tempuh sampai puncak sekitar empat jam. “Pemandangannya lebih bagus dan belum banyak dilalui pendaki,” imbuh Tugi.(Harian Jogja/Akhirul Anwar)

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif