Jogja
Jumat, 26 September 2014 - 16:20 WIB

Pendapatan Menurun, Juru Parkir Malioboro Nekat Naikkan Tarif

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Parkir di Jalan Malioboro (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA—Pendapatan parkir di Malioboro pada 2014 menurun. Akibatnya, juru parkir nekat menaikkan tarif parkir.

Kendati demikian, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penataan Kawasan Malioboro optimis dapat mengejar target yang telah ditentukan, yakni Rp2,2 miliar tahun ini.

Advertisement

“Penurunan telah terjadi sejak awal tahun hingga sekarang. Tadinya, sebulan bisa Rp150 juta, sekarang, mau dapat Rp50 juta saja sulit,” kata Hanarto, Ketua Forum Komunikasi Pekerja Parkir Yogyakarta (FKPPY), Kamis (25/9/2014).

Menurutnya, penurunan pendapatan parkir itu disinyalir sebagai dampak dari berdirinya minimarket di tiap kecamatan, sehingga membuat pelanggan parkir memilih untuk memakirkan kendaraan mereka di halaman minimarket tersebut, dengan alasan gratis.

Saat ini, yang dapat dilakukan para juru parkir untuk meningkatkan pendapatan adalah menaikkan tarif parkir. Hal ini yang kemudian diakui Hanarto sebagai penyebab terjadinya pelanggaran tarif parkir belakangan ini.

Advertisement

“Hanya itu yang bisa kami lakukan. Harapannya Pemerintah Kota Jogja bisa secepatnya menaikkan tarif parkir di Kota Jogja,” ucapnya seraya berdoa.

Di samping itu, sosialisasi kantong parkir yang sedianya menempati taman parkir Abu Bakar Ali, Ngabean, bekas Bioskop Indra dan kantor Dinas Pariwisata DIY, turut memberikan andil dalam penurunan pendapatan parkir.

“Belum ada jaminan bahwa tempat yang baru itu laku. Karena kendaraan bermotor masih boleh masuk jalan-jalan di Jalan Malioboro. Otomatis jalan-jalan ventilasi yang laku untuk parkir, tapi revitalisasi sekalipun memberikan pengaruh, tak begitu besar kalau menurut kami,” imbuh Hanarto.

Advertisement

Kepala UPT Malioboro, Syarief Teguh tak memungkiri, pendapatan parkir yang semula diestimasi Rp150 juta per bulan, menurun jadi sekitar Rp138 juta. Dan kondisi terparah terjadi pada Juni-Juli, pendapatan hanya sekitar Rp100 juta lebih sedikit.

“Padahal eksekusi parkir portabel, dan kantong parkir lain yang disebut dalam revitalisasi, eksekusinya belum dilakukan, mulai ada kegelisahan. Tapi kami optimis target mampu dikejar, masih ada waktu,” tutur Syarief, dijumpai terpisah. (Uli Febriarni)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif