SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
GUNUNGKIDUL—Unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM digelar di sejumlah pusat kota Wonosari, Kamis (29/3). Massa yang hanya berjumlah sekitar seratus orang itu berjalan kaki dari pasar Argosari menuju kantor DPRD Gunungkidul.
Para pendemo yang terdiri dari mahasiswa, simpatisan PDIP, serta Banteng Muda Indonesia (BMI). Mereka melakukan orasi sekitar 15 menit sebelum dipersilahkan masuk menuju halaman kantor DPRD Gunungkidul. Para demonstran ditemui langsung oleh Ratno Pintoyo, ketua DPRD Gunungkidul serta anggota fraksi partai lainnya yang tidak sepakat dengan adanya kenaikan BBM seperti Gerindra, Hanura, serta PKS.
“Demonstrasi ini merupakan implementasi dari UU kebebasan dan berpendapat jadi pemerintah tidak perlu takut dan melarang aksi ini,” ujar Ratno, Kamis, (29/3).
Anggota fraksi dari Demokrat serta Golkar justru tidak tampak menemui demonstran. Anggota fraksi dari Demokrat diketahui memilih pulang seusai rapat paripurna Laporan Kerja Pertanggunghjawaban (LKPJ) Bupati 2011.
“Setahu saya tadi mereka ada [Demokrat dan Golkar] tapi cuma tanda tangan rapat paripurna LKPJ habis itu mereka pulang,” ujar Ratno Pintoyo.
Ratno mengaku tidak mengerti alasan anggota fraksi dari Demokrat yang memilih pulang di saat pendemo hendak masuk ke kantor DPRD. “Yang pasti kalau memang karena alasannya takut dengan pendemo itu sangat berlebihan sekali,” imbuhnya.
Menanggapi hal tersebut, Suhardono, salah satu anggota fraksi Demokrat mengatakan, “kaburnya” dia bersama rekan-rekan Demokrat saat pendemo datang ke kantor DPRD bukan karena takut dengan massa. Menurut Suhardono dia terpaksa pulang lebih awal lantaran ada keperluan keluarga yang tidak bisa ditinggalkan. Suhardono juga mengaku tidak mengetahui pada Kamis, (29/3), akan terjadi demonstrasi di kantor DPRD.(ali)