SOLOPOS.COM - Kartu Indonesia Pintar (KIP) dibagi. (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Pendidikan Bantul sempat tercoreng dengan adanya kasus penahanan uang beasiswa

Harianjogja.com, BANTUL – SMPN 2 Sanden mengembalikan uang beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) milik siswa setempat, yang sebelumnya disebut ditahan karena diduga untuk membayar uang gedung, Kamis (16/3/2017).

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

Baca juga : PENDIDIKAN BANTUL : Duh, Beasiswa KIP Siswa Ditahan Untuk Uang Gedung

Pihak sekolah mengembalikan uang tersebut, karena tidak ingin terjadi masalah yang lebih jauh, mengingat ada miskomunikasi di balik penyerahan uang PIP itu kepada sekolah.

Uang yang diserahkan kepada wali murid tersebut memiliki jumlah total Rp525.000. Rinciannya, Rp375.000 uang PIP, dan Rp150.000 bantuan sukarela dari para guru. Kepala SMP N 2 Sanden Windarti menjelaskan, di sekolah tersebut ada sebuah forum antar wali murid bersama komite sekolah, yang memiliki kesepakatan tertentu.

Salah satunya, wali murid bisa secara sukarela memberikan uang dalam jumlah tertentu kepada sekolah, untuk membantu keberlanjutan sejumlah kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah. Pasalnya, sekolah memiliki keterbatasan dana untuk membiayai sejumlah kegiatan, dan Bantuan Operasional Sekolah yang dimiliki juga tidak selalu dapat membantu.

“Mungkin saat anak-anak mendapat PIP, dia [wali murid tersebut] ingat ada kesepakatan itu, maka dititipkan kepada guru, dan masuk ke infak. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, wali murid ini tidak pernah bicara tentang apapun, apalagi komplain. Bisa jadi, mungkin dia merasa itu adalah bentuk keterpaksaan, tidak enak kalau tidak ikut dan munculnya sekarang, padahal kegiatan [yang didanai kegiatan itu] sudah berjalan,” papar dia.

Wali murid setempat, Sarjiyo membenarkan dirinya sudah mendapatkan uang senilai total Rp525.000 dari sekolah. Terdiri dari Rp365.000 dana PIP milik anaknya, dan Rp10.000 yang sempat ia masukkan ke dalam kotak infak [sebelumnya dirinya mengaku memberikan uang infak Rp25.000].

Bahkan ia juga mendapat Rp150.000 hasil sumbangan sukarela sekolah. Ia merasa bersyukur, karena uang tersebut dapat kembali berada di tangannya, di tengah kondisi keuangannya yang sedang carut-marut.

Padahal, sebelumnya ia tidak berhasil mendapatkannya, sekalipun sudah menemui pihak sekolah. Uang itu akan digunakan untuk membeli kebutuhan sekolah seperti tas dan sepatu anaknya

“Itu adalah pencairan dana PIP pada periode 17 Februari 2016 [sebelumnya tertulis 17 Februari 2017],” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya