Jogja
Sabtu, 15 Oktober 2016 - 06:20 WIB

PENDIDIKAN BANTUL : Selisih Gaji Kecil, Jumlah Kepala Sekolah Minim

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Pendidikan Bantul Kekurangan Kepala SD

Harianjogja.com, BANTUL— Sedikitnya terdapat 60 Sekolah Dasar (SD) di Bantul yang tidak memiliki kepala sekolah akibat sebagian besar ditinggal pensiun. Hingga saat ini kuota tersebut belum terisi, pasalnya baru 11 orang yang mendaftar sebagai kepala sekolah

Advertisement

Kepala Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas) Kabupaten Bantul Totok Sudarto mengatakan posisi kepala SD sekarang tidak lagi diminati oleh para guru atau Pegawai Negeri Sipil. Pasalnya kata dia Kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang besar namun dengan bayaran yang tidak signifikan.

“Sekarang yang mendaftar baru 11 padahal yang dibutuhkan sekitar 60,” ujarnya Kepada Harianjogja.com, Jumat (14/10/2016).

Menurut dia Kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang besar, karena harus mengelola keuangan, dan juga urusan lain yang berkaitan dengan tata usaha sekolah. Sehingga dengan tangung jawab seperti itu kata dia harus memiliki ilmu pengetahuan khusus terutama dalam pengelolaan keuangan dan aset sekolah yang dinilainya memang rumit.

Advertisement

Dengan gaji yang hanya terpaut Rp120.000 dari guru yang lain menurut Totok hal itu menjadi faktor utama menurunya minat pendaftaran kepala sekolah dasar. Meski demikian pihaknya akan memperpanjang pendaftaran sampai semua kuota terpenuhi.

“Targetnya pada tahun ajaran baru nanti semuanya sudah terisi,” tambahnya.

Sementara itu Kepala Bidang Sekolah Dasar Dikdas Selamet Pamuji mengatakan untuk sementara waktu posisi kepala sekolah yang sebagian kosong karena ditinggal pensiun, disisi oleh kepala sekolah lainya. Sehingga dia mengakui di Bantul sebagian kepala SD merangkap jabatan di SD lainya.

Advertisement

Dengan rangkap jabatan tersebut kata dia membuat kelembagaan sekolah menjadi belum optimal.

“Misalnya si kepala SD A harus mengapu juga SD B. Secara otomatis dia harus berada di dua tempat dan memikirkan dua lembaga. Jadi bisa dibayangkan dengan seperti itu menjadi belum optimal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif