SOLOPOS.COM - Suasana Masa Orientasi Siswa (MOS) di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 2 Playen, Gunungkidul, Senin (27/7/2015). (Harian Jogja-Uli Febriarni)

Pendidikan Gunungkidul masih menghadapi masalah kurangnya minat siswa melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Permasalahan pendidikan di Gunungkidul terkait dengan minimnya minat siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah daerah. Hal tersebut ditengarai akan berdampak pada mutu pendidikan di Gunungkidul.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sebenarnya tinggi, namun beberapa faktor dinilai cukup mempengaruhi anak sehingga memutuskan untuk tidak melanjutkan. Salah satunya yakni faktor ekonomi keluarga. Tingkat ekonomi yang rendah menyebabkan anak berpikir dua kali untuk lanjut bersekolah.

Bupati Gunungkidul, Badingah mengungkapkan fenomena seeperti itu memang terjadi di dunia pendidikan saat ini. Pemerintah pun tak tinggal diam dalam melihat permasalahan tersebut, namun ia mengatakan tanggungjawab tak hanya dipegang oleh pemerintah saja.

Pihaknya membutuhkan kerjasama dari seluruh element masyarakat, terutama dari keluarga untuk dapat berperan aktif membujuk anak agar tetap melanjutkan pendidikannya. Ia pun memahami sikap anak yang tak melanjutkan sekolah dikarenakan tak ingin terlalu lama menjadi tanggungan bagi keluarganya.

“Di dalam sebuah keluarga yang ekonominya masih kurang mampu, anak biasanya ingin cepat-cepat menghasilkan sesuatu [membantu secara ekonomi] tanpa harus menjadi beban keluarga,” kata dia, kepada Harianjogja.com, Senin (2/5/2016).

Badingah melanjutkan, anak membutuhkan dorongan dan motivasi yang besar dari orangtua ataupun keluarga agar tidak berhenti dalam menggapai cita-cita. Badingah pun memastikan anak yang kurang mampu secara ekonomi tidak semestinya putus sekolah.

Ia mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah memberikan kesempatan bagi mereka untuk melanjutkan sekolah tanpa harus pusing memikirkan biaya.

Kesempatan tersebut berupa program pemberian bantuan biaya pendidikan. Berbeda dengan beasiswa yang hanya berfokus untuk memberikan bantuan pada siswa yang berprestasi,program tersebut membantu para siswa yang memiliki keterbatasan ekonomi.

“Sekarang kan ada program Bidik Misi dari pemerintah. Bagi siswa yang keluarganya kurang mampu bisa dapat bantuan,” jelasnya.

Ia berharap anak-anak dapat terus bersekolah, karena dengan bersekolah mereka mampu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mudah dalam mencari pekerjaan yang diinginkan. Lingkungan keluarga dan keinginan diri anak sendiri lah yang menurutnya penting dijadikan motivasi.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul, Dwi Warna Widi Nugraha menambahkan pihaknya siap dalam menerima laporan maupun informasi dari masyarakat terkait dengan anak sekolah yang masih membutuhkan bantuan biaya pendidikan.

Pemerintah akan berusaha membantu, terkecuali berbeda dengan persoalan bagi mereka yang sudah tidak memiliki niat untuk bersekolah lagi dan bukan terkendala ekonomi.

“Jangan sampai saudara kita yang dalam usia sekolah namun tidak mampu untuk membiayai sekolah. Nanti akan kami tarik agar dapat kembali bersekolah,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya