Jogja
Selasa, 3 Mei 2016 - 18:20 WIB

PENDIDIKAN GUNUNGKIDUL : Keluarga Paling Berperan Dalam Kelanjutan Pendidikan Anak

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Masa Orientasi Siswa (MOS) di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 2 Playen, Gunungkidul, Senin (27/7/2015). (Harian Jogja-Uli Febriarni)

Pendidikan Gunungkidul masih menghadapi masalah kurangnya minat siswa melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Permasalahan pendidikan di Gunungkidul terkait dengan minimnya minat siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah daerah. Hal tersebut ditengarai akan berdampak pada mutu pendidikan di Gunungkidul.

Advertisement

Minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sebenarnya tinggi, namun beberapa faktor dinilai cukup mempengaruhi anak sehingga memutuskan untuk tidak melanjutkan. Salah satunya yakni faktor ekonomi keluarga. Tingkat ekonomi yang rendah menyebabkan anak berpikir dua kali untuk lanjut bersekolah.

Bupati Gunungkidul, Badingah mengungkapkan fenomena seeperti itu memang terjadi di dunia pendidikan saat ini. Pemerintah pun tak tinggal diam dalam melihat permasalahan tersebut, namun ia mengatakan tanggungjawab tak hanya dipegang oleh pemerintah saja.

Advertisement

Bupati Gunungkidul, Badingah mengungkapkan fenomena seeperti itu memang terjadi di dunia pendidikan saat ini. Pemerintah pun tak tinggal diam dalam melihat permasalahan tersebut, namun ia mengatakan tanggungjawab tak hanya dipegang oleh pemerintah saja.

Pihaknya membutuhkan kerjasama dari seluruh element masyarakat, terutama dari keluarga untuk dapat berperan aktif membujuk anak agar tetap melanjutkan pendidikannya. Ia pun memahami sikap anak yang tak melanjutkan sekolah dikarenakan tak ingin terlalu lama menjadi tanggungan bagi keluarganya.

“Di dalam sebuah keluarga yang ekonominya masih kurang mampu, anak biasanya ingin cepat-cepat menghasilkan sesuatu [membantu secara ekonomi] tanpa harus menjadi beban keluarga,” kata dia, kepada Harianjogja.com, Senin (2/5/2016).

Advertisement

Ia mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah memberikan kesempatan bagi mereka untuk melanjutkan sekolah tanpa harus pusing memikirkan biaya.

Kesempatan tersebut berupa program pemberian bantuan biaya pendidikan. Berbeda dengan beasiswa yang hanya berfokus untuk memberikan bantuan pada siswa yang berprestasi,program tersebut membantu para siswa yang memiliki keterbatasan ekonomi.

“Sekarang kan ada program Bidik Misi dari pemerintah. Bagi siswa yang keluarganya kurang mampu bisa dapat bantuan,” jelasnya.

Advertisement

Ia berharap anak-anak dapat terus bersekolah, karena dengan bersekolah mereka mampu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mudah dalam mencari pekerjaan yang diinginkan. Lingkungan keluarga dan keinginan diri anak sendiri lah yang menurutnya penting dijadikan motivasi.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Gunungkidul, Dwi Warna Widi Nugraha menambahkan pihaknya siap dalam menerima laporan maupun informasi dari masyarakat terkait dengan anak sekolah yang masih membutuhkan bantuan biaya pendidikan.

Pemerintah akan berusaha membantu, terkecuali berbeda dengan persoalan bagi mereka yang sudah tidak memiliki niat untuk bersekolah lagi dan bukan terkendala ekonomi.

Advertisement

“Jangan sampai saudara kita yang dalam usia sekolah namun tidak mampu untuk membiayai sekolah. Nanti akan kami tarik agar dapat kembali bersekolah,” ungkapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif