Sekolah siaga bencana pun dirasa cukup penting untuk diterapkan oleh sekolah di Gunungkidul.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Gunungkidul yang masih rawan akan bencana alam seperti Gempa bumi, tanah longsor, serta angin ribut menggerakkan lembaga pendidikan untuk menyelenggarakan kegiatan khusus untuk siswa terampil hadapi bencana.
Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada
Yeremias, salah seorang guru di SMA N 1 Wonosari mengatakan, pihaknya mulai membentuk SMA N 1 Wonosari sebagai sekolah siaga bencana.
Dikatakannya telah rutin menyelenggarakan diklat SAR. Kegiatan tersebut dikhususkan bagi pelajar SMA N 1 Wonosari untuk melatih menjadi relawan saat terjadinya bencana alam.
Dalam usaha tersebut pihaknya pun menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul untuk menjadi fasilitator dalam kegiatan tersebut.
“Sudah rutin melaksanakannya selama dua tahun terakhir. Insya Allah tahun depan akan kami fasilitasi lebih baik lagi,” kata dia.
Sekolah siaga bencana pun dirasa cukup penting untuk diterapkan oleh sekolah di Gunungkidul. Menurutnya, mitigasi bencana layak dimasukkan dalam kurikulum sehingga setiap sekolah wajib memberikan edukasi kepada para siswanya terkait dengan mitigasi bencana.
Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Gunungkidul, Sumarno mengapresiasi langkah SMA N 1 Wonosari sebagai sekolah yang bergerak menjadi salah satu sekolah siaga bencana.
Pihaknya pun akan siap bekerjasama untuk memberikan edukasi secara pemahaman materi maupun pelaksanaan praktik kepada siswa.
“Bersama SMA N 1 Wonosari pun sudah dua kali, tahun ini dan tahun kemarin,” kata dia.