Jogja
Rabu, 5 Juli 2017 - 09:22 WIB

PENDIDIKAN JOGJA : Kekurangan Ratusan Guru Agama Penyebab Intoleransi Berkembang?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Pendidikan Jogja perlu diperkuat basis agamanya.

Harianjogja.com, JOGJA — DIY kekurangan ratusan guru agama. Kurangnya jumlah pengajar mengakibatkan pendidikan keagamaan diambil alih oleh pihak-pihak yang berpaham radikal dan intoleran.

Advertisement

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY, Muhammad Lutfi Hamid di Komplek Kepatihan, Selasa (4/7/2017). Ia menyampaikan saat ini DIY membutuhkan ratusan guru agama untuk menambal kekurangan yang ada.

“Jumlah kurangnya ratusan. Lebih dari 500 orang. di Sleman saja saya pernah menghitung kurangnya sampai 285. [Kebutuhan guru] hampir mencapai 1.000 orang,” ujar Lutfi.

Lutfi berpendapat kurangnya jumlah guru di DIY bisa diatasi dengan cara memanfaatkan keberadaan guru honorer yang dialihfungsikan jadi guru agama.

Advertisement

“Masalahnya belum ada pergerakan untuk mencapai sinergitas ini. Insya Allah nanti kami bersama dinas pendidikan akan bicara untuk kepentingan penambahan guru agama,” terangnya.

Mengenai masalah siapa pihak yang nantinya akan menggaji guru-guru tersebut, Lutfi menyampaikan dirinya belum bisa memberikan keterangan karena harus membahas teknis pemanfaatan guru honorer terlebih dahulu.

Lebih lanjut ia menerangkan, kurangnya jumlah guru di DIY menyebabkan pengajaran agama di sekolah-sekolah diambil alih oleh pihak-pihak yang berpaham radikal dan intoleran.

Advertisement

“Setiap sesuatu yang kurang, ada ketidakoprimalan. Upaya untuk menutup kekurangan itu harus proposional tidak asal-asalan. Kekurangan guru agama akhirnya diserahkan ke pihak lain yang tidak mendapat perhatian yang khusus. Diambil alih oleh kelompok yang tidak bagus dalam koridor NKRI.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif