SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswa menengah atas (JIBI/Solopos/Dok.)

Pendidikan Jogja perlu diperkuat basis agamanya.

Harianjogja.com, JOGJA — DIY kekurangan ratusan guru agama. Kurangnya jumlah pengajar mengakibatkan pendidikan keagamaan diambil alih oleh pihak-pihak yang berpaham radikal dan intoleran.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Baca Juga : PENDIDIKAN JOGJA : Kekurangan Ratusan Guru Agama Penyebab Intoleransi Berkembang?

Untuk menangkal paham radikalisme dan intoleran di negeri itu, Lutfi menyampaikan perlunya seluruh stakeholder untuk mencermati kebijakan pendidikan, karena ada beberapa sistem yang memberikan ruang tumbuhnya radikalisme.

Secara spesifik, Lutfi menyebut Rohani Islam (Rohis) sebagai contoh kongkret dari statemen yang ia berikan. Ia mengatakan perlu adanya pemantauan terhadap pergerakan Rohis.

“Mereka membidik Rohis sebagai sasaran untuk menstrasformasikan ideologi radikal kepada siswa. Konsep Rohis bagus. Tapi tidak didampingi dan dibina secara benar, maka tentu akan dimanfaatkan oleh pihak lain. Kita terbuai dengan nama cantik Rohis,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya