Jogja
Kamis, 12 Januari 2017 - 14:45 WIB

PENDIDIKAN KULONPROGO : Pelajar Diajak Lebih Mencintai Budaya Lokal

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebanyak 14 sekolah tercatat sebagai peserta lomba paduan suara dalam kegiatan Komunikasi Sosial (Komsos) Kreatif 2016 di Gedung Kesenian Wates, Kulonprogo, Selasa (30/8/2016).(Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Pendidikan Kulonprogo selain mengajarkan akademis juga diharapkan mengajarkan budaya lokal

Harianjogja.com, KULONPROGO-Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Kulonprogo berkomitmen membangun kecintaan terhadap kebudayaan lokal melalui proses pendidikan di sekolah. Realisasinya dilakukan dengan menggandeng Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kulonprogo.

Advertisement

Kepala Disbud Kulonprogo, Untung Waluyo berpendapat, pelajar merupakan ahli waris kekayaan budaya yang saat ini terus berusaha dilestarikan. Mereka harus diarahkan untuk menyukai dan bangga dengan budaya lokal agar tidak hanya tertarik dengan kebudayaan asing yang juga semakin populer di kalangan masyarakat.

“Kita coba meletakkan kerangka kebudayaan kepada anak sekolah sejak dini,” kata Untung, Rabu (11/1/2017).

Untung memaparkan, sekolah punya banyak kesempatan untuk program pengembangan seni dan budaya melalui hal-hal yang bersifat sederhana. Bukan hanya melalui kurikulum pembelajaran, melainkan kegiatan ekstrakurikuler.

Advertisement

Untung menerangkan, sekolah setidaknya bisa memfasilitasi pentas seni seperti yang selama ini sudah dilakukan. Namun, kesenian tradisional hendaknya bisa mendapatkan porsi yang lebih banyak.

Untung juga berharap para pelajar dibiasakan menggunakan bahasa Jawa di sekolah. Jika perlu, ada hari-hari tertentu yang mewajibkan seluruh warga sekolah berbicara dengan bahasa Jawa. Hal itu dinilai penting mengingat semakin banyak orang yang tidak fasih memakan bahasa daerah.

Untung lalu mengatakan, koordinasi telah dilakukan dengan Dinas Dikpora Kulonprogo. “Ini program jangka panjang. Kita paling tidak butuh waktu lima sampai 10 tahun untuk  membentuk karakter masyarakat melalui anak sekolah,” ujar dia.

Advertisement

Salah satu bentuk kerja sama dengan Dinas Dikpora Kulonprogo adalah pembentukan Paguyuban Macapat Dwija Laras oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Dasar Lendah pada akhir 2016 lalu.

Paguyuban itu bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam mengajarkan macapat kepada anak didiknya. Dengan demikian, macapat diharapkan tidak hanya menjadi konsumsi kalangan terbatas seperti orang tua saja, tetapi juga generasi muda.

Sementara itu, Kepala Dinas Dikpora  Kabupaten Kulonprogo, Sumarsana membenarkan adanya koordinasi dengan Disbud Kulonprogo terkait pengembangan seni budaya di sekolah. Namun, dia menyatakan belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai bentuk maupun detail budaya lokal apa saja yang bakal diterapkan.

“Kami berterima kasih jika Disbud juga mengalokasikan anggaran ke sekolah-sekolah dalam rangka pembiasaan budaya lokal,” ungkap Sumarsana.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif