SOLOPOS.COM - Bupati Sleman, Sri Purnomo, berjabatangan dengan anak-anak usia dini sebelum meninggalkan panggung kesenian Sleman, Kamis (4/6/2015).(JIBI/Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Pendidikan di Sleman harus dioptimalkan dengan banyaknya perguruan tinggi di wilayah ini

Harianjogja.com, SLEMAN—Di Kabupaten Sleman banyak terdapat perguruan tinggi yang menjadi tempat belajar mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia. Menjadi potensi besar bagi Sleman untuk terus menjadi wilayah dengan tingkat pendidikan yang baik dan maju.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Calon bupati Sleman, Sri Purnomo mengungkapkan dirinya menyadari betul potensi yang dimiliki Sleman di bidang pendidikan. Ia menyebutkan di Sleman ada lebih dari 250.000 mahasiswa. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia.

“Jadi boleh disebut Sleman itu sebenarnya adalah Indonesia mini atau miniaturnya Indonesia,” kata Sri Purnomo, Selasa (1/12/2015).

Potensi ini, kata Sri Purnomo, harus bisa dioptimalkan. Jumlah mahasiswa yang besar, perguruan tinggi dan banyaknya pakar, ke depan harus bisa disinergikan dengan kepentingan daerah dan masyarakat.

“Sinergi ini tentunya bukan saja akan membawa manfaat bagi Sleman dan warganya, tapi juga bagi perguruan tinggi, mahasiswanya serta daerah darimana mahasiswa itu berasal,” lanjut Sri Purnomo.

Menurut pria kelahiran Klaten Jawa Tengah ini, banyak hal yang bisa diraih ketika sinergi dengan perguruan tinggi didorong.

Lima tahun meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Sleman dianggap belum cukup bagi mantan Bupati Sleman Sri Purnomo. Sri Purnomo merasa perlu melanjutkan program-program pembangunan sebelumnya agar Sleman bisa menuju smart regency.

Ia menjelaskan smart regency yakni pelayanan publik dilakukan dengan smart. Semua pelayanan harus cepat, tepat dan didukung data yang akurat. “Antar instansi juga saling terhubung sehingga masyarakat dapat mengakses secara terbuka. Golnya [tujuannya] adalah kepuasan masyarakat,” katanya.

Pelayanan secara smart akan diterapkan, baik di bidang pemerintahan, pendidikan, kesehatan, maupun pariwisata. Semua dengan satu tujuan, yakni menjadikan pendapatan per kapita warga Sleman meningkat.

Menurut mantan guru ini, Sleman ke depan harus menjadi daerah dengan warga yang makin sejahtera. Pendapatan per kapita bisa naik, mengurangi pengangguran, dan tingkat pendidikan masyarakat semakin tinggi. Minimal setingkat SLTA, bahkan perguruan tinggi. Dengan begitu, Kabupaten Sleman akan lebih maju.

“Saat ini sudah mengarah kesana. Hanya belum tuntas. Untuk derajat kesehatan, secara kualitas sudah baik. Terbukti, usia harapan hidup warga Sleman rata-rata 76 tahun. Nantinya akan ditingkatkan menjadi rata-rata 80 tahun. Konsekuensinya, dengan panjang UHP, kerja tidak ada batas waktu. Sekarang Sleman sudah booming manula produktif, mereka tidak merepotkan anak cucu, tapi bisa berbuat dan bermanfaat bagi orang lain,” paparnya.

Terkait dengan kerukunan umat, Sri Purnomo menegaskan, ini menjadi tugas pemerintah untuk bisa memfasilitasi semua warga masyarakat dengan segala latar belakang untuk dapat hidup berdampingan dengan rasa aman.

“Pemimpin harus bisa mengayomi semua pihak dengan terus mendorong forum-forum dialog dan memberikan ruang untuk berkembang,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya