SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Tidak sehatnya PTS tersebut disebabkan beberapa hal, salah satunya keterbatasan dana pelaksanaan kegiatan di PTS tersebut.

 

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

 

Harianjogja.com, JOGJA-Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kasiyarno pada Selasa (26/4/2016) menyebutkan, 60% dari 106 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di DIY dinyatakan sebagai PTS yang membutuhkan pembinaan serius.

Dalam temu media menjelang pelantikan dirinya menjadi Ketua APTISI DIY 2015-2019, Kasiyarno mengatakan tidak sehatnya PTS tersebut disebabkan beberapa hal, salah satunya keterbatasan dana pelaksanaan kegiatan di PTS tersebut. Meski demikian, rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini menyebutkan sejumlah penyebab lain. Pertama, hubungan antara yayasan dan PTS yang kisruh atau kurang bersinergi, sehingga PTS menjadi kolaps, padahal kunci PTS ada pada yayasan. Kisruhnya hubungan antara yayasan dan PTS rawan terjadi apabila yayasan merupakan yayasan keluarga. Kedua, komitmen PTS tersebut belum optimal dalam pembiayaan, sedangkan ketiga yaitu semangat kerja internal PTS itu yang masih kurang.

“PTS ini tidak siap dalam menghadapi persoalan dana. Dan ada satu beban berat yang ditanggung oleh PTS kaitan Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu rasio dosen dengan mahasiswa,” kata dia di ruang rektor UAD, Kampus I UAD, Jalan Kapas.

Rasio dosen dan mahasiswa sejauh ini ditetapkan 1:25 untuk program eksakta yang dicoba untuk dikompromikan dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi menjadi 1:35, dan untuk program sosial 1:45.

“Di satu sisi kami ingin merekrut dosen, namun kami juga berpikir bagaimana jumlah mahasiswa ke depan, belum tentu dipastikan banyak atau minat masyarakat ke PTS tersebut tetap tinggi,” tutur Kasiyarno yang akan dilantik di Bangsal Kepatihan pada Rabu (27/4).

Bagi 60 persen PTS ini tadi, APTISI memiliki tanggung jawab melakukan advokasi, membangun akreditasi PTS menjadi bagus dan fasilitator. Sedangkan disinggung ada dua PTS yang menurut kabar terancam untuk ditutup, APTISI tidak dapat melakukan banyak langkah taktis. Melainkan hanya menunggu diajak berkomunikasi oleh Koordinasi PTS (Kopertis) Wilayah V DIY, pasalnya Kopertis V juga belum secara resmi mengumumkan dua PTS bermasalah ini kepada APTISI secara terbuka. Sehingga pihaknya tak dapat mengambil inisiasi langsung.

Di tengah persoalan yang membelit PTS di DIY, lelaki yang mengaku ditetapkan kembali sebagai Ketua APTISI lewat Musyawarah Wilayah APTISI ini menyatakan dirinya memiliki beberapa program untuk mengembangkan PTS di DIY. Karena dalam kepemimpinannya ini ia berharap, masyarakat bisa menilai PTS di Jogja semua bagus tanpa adanya diskriminasi. Misalnya, membuat halaman jejaring internet [website] APTISI yang sedianya akan dinamakan ‘Jogjaveritas’, dengan bentuk domain alamat ac.id. Harapannya masyarakat dapat mengetahui informasi terbaru mengenai PTS di DIY dari halaman tersebut. Ia juga ingin membangun sinergi antara PTS besar dan PTS kecil kaitannya sumber daya, harapannya ada kerjasama dari dua belah pihak agar bisa sama-sama saling memberikan manfaat, saling mengisi, agar disparitas di antara keduanya tidak terlalu jauh. PTS juga mengalami peningkatan baik akreditasi program studi dan institusi.

“Kemudian masyarakat tidak lagi ragu untuk memilih PTS, karena kualitas PTS sudah meningkat,” imbuh dia.

APTISI juga berharap dapat mendukung DIY meraih cita-cita menjadi pusat kebudayaan dan pendidikan yang unggul di ASEAN pada 2025. Terakhir, APTISI ingin menawarkan kepada Pemerintah Daerah agar PTS bisa mengerjakan sejumlah program Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Daerah. Karena tentunya PTS dan Pemerintah Daerah bisa saling membantu dan mendukung dalam banyak hal, salah satunya riset dan penelitian. Lumrah diketahui PTS memiliki banyak SDM namun tak memiliki biaya untuk melaksanakan riset dan program pengabdian, sedangkan Pemerintah Daerah memiliki banyak anggaran namun memiliki keterbatasan dalam hal SDM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya