SOLOPOS.COM - Ilustrasi matematika (JIBI/Dok)
Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) bekerjasama dengan Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Centre for Quality Improvement of Teachers and Education Personnel (QITEP) in Mathematics
Harianjogja.com, BANTUL – Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) bekerjasama dengan Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Centre for Quality Improvement of Teachers and Education Personnel (QITEP) in Mathematics tahun ini mengembangkan pembuatan soal olimpiade tingkat nasional dan internasional.
Rektor UPY, Profesor Buchory mengatakan soal ini lebih menekankan pada problem solving for High Order Thinking. Pengembangan ini dilakukan karena selama ini banyak soal olimpiade Matematika yang mudah ditebak oleh peserta.
“Karena para peserta hapal akan kisi-kisi soal olimpiade, mereka pun akhirnya hanya menghapal soal-soal yang mirip. Makanya kami gagas ini agar soal-soal itu lebih attraktif dan bukan hafalan semata,” kata Buchory dalam rilis yang diterima Harian Jogja, Jumat (12/2).
Buchory menambahkan matematika perlu penalaran dan daya kritis dalam memecahkan masalah. Proses mencari jawaban atas masalah jadi penting dalam matematika dengan menggunakan logika.
Karena itulah soal-soal olimpiade Matematika perlu dikembangkan dalam taraf berpikir yang tinggi. Hal itu dilakukan agar para peserta memiliki daya kritis yang lebih tinggi dalam memecahkan masalah, tak melulu pada hapalan yang ada selama ini.
“Kami ikut ambil bagian dalam pembuatan soal Matematika dengan taraf berpikir tinggi ini. Harapannya nanti olimpiade matematika akan makin menarik buka hanya sebagai hafalan namun sebagai ilmu nalar,” kata Buchory.